Salin Artikel

Gerakan Suluh Kebangsaan: Mari Kita Jaga Bangsa Ini agar Terawat

Hal itu disampaikan Mahfud dalam pernyataan sikap bersama di Century Park Hotel, Jakarta, Kamis (23/5/2019).

"Kami mengajak segenap elite politik, para pemimpin formal dan non-formal, serta segenap lapisan masyarakat untuk mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa. Mari kita jaga bangsa ini agar terus terawat dengan baik untuk menyongsong masa depan yang baik," kata Mahfud.

GSK merespons berbagai peristiwa kerusuhan yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu pasca-rekapitulasi hasil Pemilu 2019.

GSK didukung oleh sejumlah tokoh nasional, seperti Quraish Shihab, Alwi Shihab, Alissa Wahid, Komarudin Hidayat, Romo Magnis Suseno, Abdul Mukti, Helmy Faishal Zaini hingga Romo Beny Susetyo.

Mahfud memandang, aksi kerusuhan yang terjadi tidak dilakukan atas perintah pihak pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu. Ia meyakini para perusuh tersebut bergerak secara sewenang-wenang dan melawan hukum.

"Gerakan itu, gerakan yang sebenarnya ada di luar jalur komando Paslon 02 Pak Prabowo-Sandiaga Uno. Karena Pak Prabowo sudah mengatakan akan menempuh jalur hukum, bukan jalur jalanan," ujar Mahfud.

Oleh karena itu, kata Mahfud, GSK mendukung aparat keamanan mengambil tindakan tegas, profesional dan terukur dalam menangani para perusuh itu.

"Kedua, aksi itu juga tidak bisa diterima klaimnya, atau tidak bisa mengklaim aksi bela Islam. Itu tidak ada kaitannya, malah banyak preman-preman yang banyak provokator itu. Sudah 257 orang yang saya baca sampai tadi malam itu semuanya ditangkap," katanya.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu berharap para perusuh ini bisa diproses hukum sesuai koridor yang berlaku. Hal itu guna mencegah aksi-aksi serupa terulang lagi.

"Gerakan massa kalau mengajukan aspirasi, demo damai, itu dilindungi oleh undang-undang. Tapi kalau anarkistis juga ada hukumnya sendiri yang harus disikapi secara tegas oleh aparat penegak hukum," kata dia.

Terakhir, ia mengapresiasi pihak Prabowo-Sandiaga yang mengajukan gugatan hasil Pilpres 2019 ke MK. Menurut dia, langkah itu merupakan upaya terbaik yang konstitusional.

Dengan demikian, dalil-dalil gugatan yang disampaikan bisa diuji dalam sidang sengketa nanti.

"Kita memberikan apresiasi silakan menempuh ke jalur hukum, dan kita mengawal hukumnya tidak membela paslonnya. Kita mengawal hukumnya agar MK benar-benar mengadili dan Pak Prabowo juga dengan timnya bisa mengajukan bukti yang cukup untuk itu. Percayalah MK punya mekanisme itu," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2019/05/23/15164791/gerakan-suluh-kebangsaan-mari-kita-jaga-bangsa-ini-agar-terawat

Terkini Lainnya

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke