Penurunan ini diprediksi karena operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
Direktur Riset Charta Politika Muslimin mengatakan, pada survei periode 22 Desember 2018-2 Januari 2019 elektabilitas PPP masih pada angka 4,3 persen.
Sementara, pada survei periode 1-9 Maret 2019, elektabilitas PPP sebesar 3,6 persen.
Pada survei terbaru 19-25 Maret 2019, elektabilitas PPP kembali turun ke angka 2,4 persen. Survei terakhir ini digelar hanya berselang empat hari setelah Romahurmuziy ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Politisi yang akrab disapa Romy itu kini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan atas kasus suap jual beli jabatan.
"Penurunan ini bisa dikatakan karena PPP mengalami goncangan politik saat ketumnya terkena OTT KPK. Dan survei ini dilakukan dalam rentang waktu yang hampir bersamaan dengan OTT," kata Muslimin.
Meski elektabilitasnya turun dan di bawah ambang batas parlemen empat persen, namun Muslimin menilai PPP masih mempunyai peluang untuk lolos ke DPR RI.
Sebab, masih ada potensi margin of error 2,19 persen serta pemilih yang belum menentukan pilihan sebesar 11,7 persen.
"Namun memang harus kerja lebih keras untuk memulihkan citra pasca OTT KPK," kata dia.
Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur.
Jumlah sampel sebanyak 2000 responden yang terbesar di 34 provinsi. Survei ini menggunakan metode acak bertingkat dengan margin of error plus minus 2,19 persen pada tingkat kepercayan 95 persen.
https://nasional.kompas.com/read/2019/04/04/15150001/survei-charta-politika-elektabilitas-ppp-turun-karena-ott-romahurmuziy