Ma'ruf mempertanyakan pihak-pihak yang masih menyebut Jokowi anti-ulama. Menurut dia, Jokowi adalah sosok yang mencintai ulama.
"Pak Jokowi bisa saja ambil orang politisi (sebagai cawapres), bisa, mengambil TNI/Polri bisa, mengambil pengusaha bisa, mengambil profesional bisa," kata Ma'ruf dalam acara Istighosah bersama Nahdliyyin dan warga Jakarta Pusat, di Gelanggang Remaja Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (2/1/2019).
"Tapi Pak Jokowi tidak mengambil mereka, tapi mengambil ulama, saya, karena beliau mencintai ulama. Betul tidak? Kok katanya anti-ulama, loh wakilnya saja ulama," sambungnya.
Menurut Ma'ruf, ulama dalam kontestasi politik selama ini bisa diibaratkan seperti mendorong mobil mogok dan daun salam.
Mobil mogok layaknya dukungan terhadap salah satu peserta pemilu yang macet. Ulama sering digunakan untuk mendorong mobil tersebut. Jika mobilnya sudah berfungsi kembali lanjut dia, maka yang mendorong atau dalam hal ini ulama, akan ditinggalkan begitu saja.
Ulama dalam kontestasi politik juga layaknya daun salam. Daun salam digunakan untuk membuat masakan lebih sedap, begitu sudah matang, daun salam dibuang begitu saja.
Namun hal itu tidak berlaku bagi Jokowi. Menurut Ma'ruf, Jokowi tidak hanya meminta dukungan pada ulama, tetapi menggandeng ulama.
"Pak Jokowi tidak hanya minta dukungan ulama, tapi menggandeng ulama. Makanya wakilnya saya, mewakili ulama," tandas Ma'ruf.
https://nasional.kompas.com/read/2019/02/02/14340011/ma-ruf--pak-jokowi-tak-hanya-minta-dukungan-ulama-tapi-menggandeng-ulama