Salin Artikel

Jubir Prabowo: Survei Sering Salah dan Hasilnya Petahana Kalah

Menurut Danil, berkaca pada penyelenggaraaan pilkada, hasil lembaga survei seringkali tidak tepat dan justru calon petahana yang kalah meski elektabilitasnya berdasarkan survei tinggi.

"Wajar bila petahana surveinya lebih tinggi, dan itu terjadi di banyak tempat. Namun belakangan ini terlalu sering lembaga survei salah dan hasil akhirnya adalah petahana kalah," ujar Dahnil kepada Kompas.com, Senin (8/10/2018).

"Dengan berbagai sumber daya yang dimiliki, mulai dari uang, birokrasi dan lainnya, biasa saja, petahana jamak memang awalnya lebih tinggi hasil surveinya," kata dia.

Dahnil mencontohkan fenomena pada Pilkada DKI Jakarta 2012. Saat itu, banyak hasil survei menyatakan elektabilitas Fauzi Bowo sebagai petanaha selalu lebih tinggi dibandingkan Joko Widodo.

Hasilnya, perolehan suara pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama lebih unggul.

Hal yang sama, kata Dahnil, juga terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno berhasil terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur meski banyak hasil survei menyatakan sebaliknya.

Dahnil berpendapat, fenomena ini terjadi karena lembaga survei gagal melihat preferensi dan dinamika sikap pemilih.

"Banyak survei yang dilakukan mengalami kegagalan memprediksi, karena tidak mampu memotret secara update preferensi pemilih dan dinamika sikap pemilih apalagi dengan jangka waktu pilpres yang masih tujuh bulan lagi," kata Dahnil.

Sebelumnya, survei terbaru lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) yang dirilis, Minggu (7/10/2018) menyatakan elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul atas kompetitornya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada 6 bulan sebelum Pilpres 2019.

Unggulnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin didukung oleh tingginya elektabilitas Jokowi yang mencapai 60,2 persen. Sementara Prabowo 28,7 persen.

Selain itu, survei SMRC juga menyebutkan, tingginya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin juga didongkrak oleh kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi. Sebanyak 73,4 persen menyatakan puas dan 25,4 menyatakan tidak puas.

Survei SMRC dilakukan pada 7-24 September 2018 dan melibatkan 1.074 responden dengan multistage random sampling di seluruh Indonesia.

Metode survei yang digunakan, yakni dengan wawancara lewat tatap muka oleh pewawancara.

Adapun margin of error rata-rata sebesar plus minus 3,05 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen (dengan asumsi simple random sampling).

.

.

.

https://nasional.kompas.com/read/2018/10/08/09304851/jubir-prabowo-survei-sering-salah-dan-hasilnya-petahana-kalah

Terkini Lainnya

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke