Salin Artikel

Polri Anggap Facebook Kurang Kooperatif Terkait Konten Radikal dan Hoaks

Selain soal bocornya data 1 juta pengguna, Facebook juga diklarifikasi soal penanganan terhadap konten-konten negatif yang menyebar di platform media sosial itu.

Selama ini, kata Setyo, Polri kesulitan meminta Facebook menyaring konten seperti itu.

"Selama ini Facebook juga kurang bekerja sama. Kalau kami minta untuk kerja sama dengan Facebook, lama," ujar Setyo di Kompleks Mabes Polri, Rabu.

Sementara konten tersebut sudah telanjur menyebar luas. Konten yang dimaksud berkaitan dengan gerakan radikal dan ujaran kebencian hingga hoaks.

Salah satu contohnya, ada akun bernama Divisi Humas Polres Surakarta. Akun tersebut bukan berisi konten-konten kegiatan dari Polres Surakarta, melainkan dipakai untuk menyebar konten hoaks dan ujaran kebencian.

"Isinya konten-konten negatif semua. Itu kami minta di-take down saja tiga hari baru turun," kata Setyo.

Oleh karena itu, Setyo menganggap Facebook sulit diajak bekerja sama. Sebab, kata dia, Facebook menggunakan parameter di Amerika Serikat.

Jika menurut mereka tidak menyalahi aturan hukum di sana, tidak ditindak.

"Facebook harus menghormati adat istiadat di Indonesia. Itu yang harus dipahami karena dia dapat keuntungan banyak di sini. Jadi, dia tidak boleh menafikan itu," kata Setyo.

Sebelumnya diberitakan, data 1 juta pengguna Indonesia masuk dalam total data 87 juta pengguna Facebook global yang dipegang Cambridge Analytica (CA).

Di Komisi I, Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari berdalih bahwa tak ada kebocoran data. Menurut Ruben, insiden CA adalah bentuk pelanggaran kepercayaan dari pihak ketiga, dalam hal ini pengembang aplikasi kuis kepribadian bernama Kogan.

"Tak ada pihak ketiga yang menembus sistem Facebook atau berhasil lolos dari perangkat pengamanan data yang kami miliki. Kejadian ini adalah bentuk pelanggaran kepercayaan dan kegagalan kami melindungi data pengguna, kami mohon maaf atas kejadian tersebut," kata Ruben.

Pernyataan tersebut sontak mendapat kritikan dari jajaran anggota Komisi I DPR yang menghadiri rapat.

Anggota dari Fraksi PDI-P, Evita Nursanty, menilai Facebook Indonesia defensif dan mencoba melimpahkan kelalaian mereka terhadap pihak lain.

"Bagaimanapun ini tanggung jawab Facebook. Kok, sepertinya Facebook membela diri dan tidak mengaku salah," ujarnya.

Andreas Pareira dari Fraksi PDI-P mengatakan, narasi yang dibangun Facebook cenderung ingin berkelit dan mengamankan diri.

"Facebook tidak boleh mengamankan diri dari kasus ini. Bahasanya terlalu teknis, menggampangkan persoalan," kata Andreas.

"Seakan Kogan ini saja yang melanggar, padahal Facebook yang membiarkan adanya celah bagi orang-orang seperti Kogan ini. Sama sekali tidak ada perlindungan data pengguna," lanjutnya.

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/19/07425001/polri-anggap-facebook-kurang-kooperatif-terkait-konten-radikal-dan-hoaks

Terkini Lainnya

Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Nasional
Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Nasional
Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki 'Presiden 2029'

Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki "Presiden 2029"

Nasional
Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Nasional
Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Nasional
AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Nasional
Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke