Salin Artikel

Maarif Award 2018, Mencari Pejuang Kemanusiaan

Penghargaan itu diharapkan dapat memunculkan para pemimpin lokal yang memperjuangkan nilai-nilai ke-Indonesia-an dan kemanusiaan.

"Utamanya yang punya kerja-kerja kemanusiaan, kebangsaan yang konkret untuk merekatkan perbedaan, kebhinekaan yang ada di masyarakat secara real," ujar Direktur Eksekutif Maarif Institute, Muhammad Abdullah Darraz, di Kantornya, Jakarta, Kamis (8/2/2018).

Ia mengatakan, pasca Pilkada DKI 2017, rekatan atau ikatan kebangsaan, dan kemanusiaan antar warga menjadi renggang.

"Karena persoalan politik, orang bisa terfragmentasi seperti itu," kata Darraz.

Maarif Institute menggunakan momentum tahun politik untuk menggelar lagi ajang dua tahunan itu untuk menemukan pemimpin-pemimpin di luar proses politik.

"Kami ingin menemukan pemimpin-pemimpin dari akar rumput yang justru punya kerja-kerja yang konkrit untuk membuat satu harmoni baru di kalangan masyarakat," kata dia.

Darraz mengatakan, adanya kekhawatiran akan imbas tahun politik menjadi salah satu faktor untuk mencari para penyemai harmoni di masyarakat.

"Kami berharap sosok-sosok yang nanti ditemukan ini betul-betul punya karya yang konkret, dirasakan oleh masyarakat, diterima oleh berbagai segmentasi," kata dia.

Peran masyarakat juga dibutuhkan untuk memunculkan sosok-sosok pemimpin baru dari kalangannya tersebut.

"Ini kepemimpinan yang lahir dari masyarakat itu sendiri. Bukan dari atas ke bawah, tapi justru dari kawah candradimuka masyarakat sendiri," kata dia.

Partisipasi masyarakat

Dalam proses penjaringan, Maarif Institute melibatkan masyarakat untuk mengusulkan nama-nama yang dinilai layak mendapatkan Maarif Award 2018. Usulan nama bisa disampaikan mulai hari ini, 8 Februari 2018, hingga 25 Maret 2018.

Caranya, masyarakat bisa mengunduh formulir di http://maarifinstitute.org/about-maarif-award/. 

Setelah diisi, formulir bisa dikirimkan kembali ke maarifaward@maarifinstitute.org atau dikirimkan langsung ke Kantor Maarif Institute, Jalan Tebet Barat Dalam II, Nomor 6 Tebet, Jakarta Selatan 12810.

Kriteria sosok pejuang kemanusiaan tersebut antara lain punya integritas, konsisten dalam perjuangan kemanusiaan, punya karya orisinil, dan diterima semua kalangan.

"Kita sepakati minimal dia sudah kerja dalam kerja-kerja kemanusiaan ini lima tahun. Jadi kalau ada yang baru kita pertimbangkan tapi pasti kita akan cari yang punya konsistensi teruji," ujar dia.

Selanjutnya, akan ada serangkaian proses untuk menyeleksi nama-nama yang masuk, hingga akhirnya mengerucut tiga nama yang akan dipilih oleh dewan juri.

Hasil akhir Maarif Award 2018 akan diumumkan pada akhir Mei atau awal Juni 2018.

Para penerima award  berhak mengantongi dana Rp 45 juta sebagai apresiasi atas kerja-kerja nyatanya di bidang ke-Indonesia-an dan kemanusiaan.

"Usai dapat award, kami akan memperluas pengaruh sosok tersebut, termasuk gagasan atau kerja nyatanya melalui maarif lecture. Ini media untuk menyebarkan luaskan gagasan yang sudah mereka lakukan di publik," kata Darraz.

Maarif Institute juga akan merekomendasikan para penerima award itu untuk mengikuti ajang di tingkat regional maupun internasional untuk menyebarluaskan gagasannya.

"Intinya, kami mendorong orang-orang yang sudah dapat award bekerja secara konsisten, bisa sustainable, continue baik dari sebelum dapat award atau sesudah dapat award," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2018/02/08/19343191/maarif-award-2018-mencari-pejuang-kemanusiaan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke