Rupanya, Jokowi dan Kalla ingin menyampaikan pesan yang mendalam soal keberagaman di Indonesia.
"Pesan simbolis kuat ditunjukkan Presiden Jokowi bahwa Indonesia itu sangat beragam, terdiri dari berbagai suku dan budaya," ujar Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin melalui siaran pers resminya, Rabu.
Dengan menggunakan pakaian adat daerah, Presiden dan Wakil Presiden ingin menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku, budaya, ras dan agama. Namun, tetap satu dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kerangka Bhinneka Tunggal Ika.
"Semangat persatuan, semangat kebersamaan, dan semangat kerja bersama demi mewujudkan mimpi para pendiri bangsa ini, mimpi anak cucu kita di masa datang, kejayaan Indonesia," ujar Bey.
Pesan itu kemudian kembali diperkuat dalam pidato Presiden yang menyinggung salam kebangsaan dalam bahasa daerah Sabang, Merauke, Miangas, dan Rote.
Hal itu menunjukkan bahwa Presiden menaruh perhatian pada setiap jengkal wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote.
Dalam rangkaian acara kenegaraan ini, Presiden Jokowi berpakaian jas tutu khas Bugis. Sementara, Wapres Jusuf Kalla mengenakan beskap gaya Solo.
(Baca: Makna di Balik "Pertukaran" Baju Adat Jokowi dan Jusuf Kalla)
Baru kali ini dalam sidang tahunan MPR/DPR/DPD, Kepala Negara dan wakilnya menggunakan pakaian adat tradisional.
Tak kalah dengan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ibu Iriana Jokowi pun tampak cantik dengan balutan busana adat Bali berwarna merah dengan hiasan di rambutnya.
Sementara itu Ibu Mufidah Kalla memakai kebaya berwarna biru dipadu dengan kerudung cokelat.
(Baca: Cantiknya Iriana Jokowi Mengenakan Pakaian Adat Bali...)
https://nasional.kompas.com/read/2017/08/16/19124261/pakaian-adat-jokowi-jk-simbol-keberagaman-dan-persatuan-