Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandar Narkoba Incar Dunia Hiburan, BNN Dekati Para Artis

Kompas.com - 31/03/2017, 14:49 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Budi Waseso, berencana mengumpulkan seluruh komunitas atau organisasi yang mewadahi pekerja seni dan artis untuk menyosialisasikan lebih jauh mengenai bahaya narkoba.

Langkah ini dilakukan, sebab kalangan artis dinilai sebagai pangsa pasar "segar" untuk penyebaran narkoba. Dari penelusuran BNN, lingkungan artis banyak dimanfaatkan oleh jaringan narkoba.

"Karena terus terang, kalau saya sampaikan, ungkap, terus telisik, maka jaringan ini banyak bekerja di lingkungan artis," kata Budi dalam diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (31/3/2017).

Para artis, kata dia, kerap dimanfaatkan sebagai pangsa pasar penyebaran narkoba. Adapun di Indonesia sendiri setidaknya terdapat 72 jaringan narkoba yang aktif bekerja.

Sedangkan BNN pusat, setiap bulannya menyita tak kurang dari 100 kg sabu, belum termasuk jenis narkoba lainnya.

Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, menginginkan agar para artis juga ikut sama-sama melindungi rekan-rekan satu profesinya dan menekan peredaran narkoba.

"Saya ingin teman-teman artis berbuat untuk mem-protect ini. Agar mereka tidak dimanfaatkan dan tidak jadi penyalahguna," ujar Buwas.

(Baca juga: BNN: Artis Jadikan Narkoba sebagai Gaya Hidup)

Dalam kesempatan yang sama, bassis Band Slank, Ivan Kurniawan Arifin alias Ivanka Slank bercerita mengenai masa lalunya yang pernah menggunakan narkoba.

Ia mengakui, selama tujuh tahun terjerat narkoba, aktivitas Slank menjadi sangat terganggu. Langkah Ivan dan Slank yang menjadi pencandu saat itu diikuti Slankers, sebutan bagi penggemar Slank.

Beruntunglah, kata Ivan, ada kehadiran Iffet Veceha Sidharta atau Bunda Iffet yang kini menjadi manajer Slank. Bunda Iffet-lah yang membantu mereka berhenti sebagai pencandu.

Meski begitu, sejak lepas dari narkoba pada tahun 2000 hingga kini, ia masih menjalani rehabilitasi.

"Karena orang yang kena narkoba rehabilitasinya seumur hidup. Rehab dalam arti psikologi. Maksudnya, enggak mungkin orang yang terkena narkoba (kembali) normal 100 persen, itu enggak mungkin," tuturnya.

Adapun aktris sekaligus model, Jenny Cortez juga bercerita sudah dua kali mengalami overdosis karena menggunakan narkoba. Ia mengaku pertama kali mengenal narkoba pada 2008 saat masih di dunia modelling.

Ia mengaku penasaran karena para seniornya di dunia model bisa mendapatkan tubuh kurus sedangkan ia terus gagal meskipun telah berolahraga dan diet ketat.

Titik "taubat" Jenny adalah setelah mengalami overdosis kali kedua yang membuatnya sempat merasa seperti berada pada sakaratul maut.

Orangtua juga menjadi hal utama yang menjadi pertimbangannya untuk keluar dari dunia narkoba.

"Sampai akhirnya aku jauhin teman-teman, ganti nomor telepon, Alhamdulillah setahun hilang dari mereka, aku balik ke rumah mama, Alhamdulillah sampai sekarang aku sudah berhenti total," kata Jenny.

Kompas TV Figur Publik Tak Lepas dari Jerat Narkoba
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

Nasional
Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com