Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Delapan Poin Strategis KPK pada 2017

Kompas.com - 09/01/2017, 20:11 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan delapan poin strategis untuk diwujudkan pada tahun 2017. Beberapa di antaranya terkait kerja sama pemberantasan korupsi di sektor pertahanan dan pelayanan masyarakat.

"Untuk program berikutnya, KPK akan berpatokan pada road map 2012-2023 dan menjadikan rencana strategis KPK 2015-2019 sebagai acuan menerjemahkan tugas dan fungsi dalam kegiatan," ujar Ketua KPK Agus Rahardjo dalam jumpa pers tahunan di Gedung KPK Jakarta, Senin (9/1/2017).

Pertama, KPK akan melakukan pemantauan pada sektor yang berdampak pada hajat hidup orang banyak. Misalnya di bidang hukum, politik, pendidikan, perikanan, sosial, pertahanan dan keamanan.

Selain itu, sektor yang berdampak pada ekonomi, seperti penerimaan negara, program infrastruktur, sumber daya alam, dan perbankan.

Kedua, KPK akan melakukan penanganan perkara yang baru muncul pada 2016 dan yang telah ada sebelumnya. Bidang penindakan akan mempercepat penyelesaian utang kasus- kasus lama secara bertahap.

Salah satunya, KPK akan menindaklanjuti putusan Mahkamah Konstitusi, di mana KPK diputuskan berhak mengangkat penyidik sendiri.

Ketiga, KPK akan mencoba menindaklanjuti Peraturan Mahkamah Agung Nomor 13 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penanganan Perkara Tipikor oleh Korporasi. Mulai tahun ini, KPK dapat menetapkan korporasi sebagai tersangka.

Keempat, KPK bersama Kementerian Pertahanan dan TNI akan melakukan pencegahan korupsi di sektor pertahanan. Menurut Agus, pada tahun ini Panglima TNI menyatakan fokus pada penindakan korupsi di ranah militer.

Kelima, KPK ingin mendorong agar kesejahteraan anggota Polri dan Kejaksaan disamakan dengan pegawai KPK.

"Sehingga kesejahteraan aparat penegak hukum lain bisa meningkat dengan cukup signifikan. Selama ini selalu dibandingkan dengan gap yang terlalu jauh," kata Agus.

Keenam, KPK akan bekerja sama dengan Ombudsman dan Tim Saber Pungli untuk mengoptimalisasi pelayanan publik.

KPK mengajak masyarakat untuk menggunakan aplikasi pelaporan untuk memberantas korupsi di sektor layanan publik.

"Kami juga ingin memperkuat di aspek pengadaan barang dan jasa, e-planning dan budgeting. Mudah-mudahan bisa masuk di aplikasi JAGA," kata Agus.

Ketujuh, salah satu yang juga diinginkan KPK agar segera diwujudkan di tahun 2017 adalah penyelesaian beberapa rancangan undang-undang (RUU) yang terkait tugas pemberantasan korupsi.

Misalnya, peningkatan pengawasan internal di daerah, atau pembatasan transaksi tunai, asset recovery, dan undang-undang mengenai single indentity number.

Kedelapan, KPK akan mendorong reformasi birokrasi yang bebas dari korupsi.

"Misalnya, pengangkatan pejabat jangan karena membayar, tapi karena kompetensi dan integritas," kata Agus.

Kompas TV Tahun 2016, KPK Lakukan 17 Kali Operasi Tangkap Tangan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com