NUSA DUA, KOMPAS.com - Kepala Jenderal Pol Tito Karnavian menilai banyaknya negara peserta Interpol yang datang pada sidang umum Interpol ke-85 di Bali karena kondisi Indonesia yang aman.
Dari 190 negara, 167 di antaranya hadir mengikuti forum internasional itu.
"Mereka percaya pada stabilitas keamanan di Indonesia terlepas dari dinamika yang terjadi di beberapa tempat," ujar Tito dalam konferensi pers di Bali Nusa Dua Convention Center di Bali, Kamis (10/11/2016).
Meski belakangan Indonesia santer dengan kabar terorisme, namun masih banyak peserta yang merapat ke Bali. Menurut Tito, hal tersebut menunjukkan bahwa mereka yakin Indonesia mampu menjaga keamanan selama sidang dan seterusnya.
"Sehingga tidak satu pun negara yang sudah daftar dua bulan, sebulan yang lalu, terpengaruh dengan dinamika apa pun. Mereka tetap confirm untuk hadir," kata Tito.
"Ini membuktikan bahwa Indonesia negara yang aman dan kita jaga keamanan negara kita agar dunia percaya kepada Indonesia," ucap dia.
(Baca juga: Kapolri Sebut Sidang Interpol di Bali Sukses)
Di samping faktor keamanan, banyaknya peserta Interpol yang hadir karena pemilihan tempatnya dianggap tepat. Bali memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik perhatian wisatawan.
Tito berterima kasih pada satuan pengamanan yang mengawal berjalannya sidang umum Interpol. Ia meminta agar keamanan Indonesia terus dipertahankan.
Dalam sidang ini, setidaknya ada tiga poin besar yang dibahas. Pertama, soal pemberantasan terorisme. Tito menjadi pembicara utama dalam pembahasan tersebut.
Kedua, soal kejahatan terorganisir yang meliputi human trafficking, korupsi, dan pencucian uang.
Ketiga, soal cyber crime yang menjadi salah satu masalah utama dalam kejahatan transnasional.
Pada hari terakhir juga dilakukan pemilihan presiden Interpol yang baru menggantikan Mireille Ballestrazzi. Wakil Menteri Keamanan China Meng Hongwei terpilih sebagai penggantinya.
(Baca: Wakil Menteri Keamanan China Terpilih Jadi Presiden Interpol)