Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang Interpol Dihadiri Peserta Terbanyak, Bukti Indonesia Aman

Kompas.com - 10/11/2016, 15:53 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Kepala Jenderal Pol Tito Karnavian menilai banyaknya negara peserta Interpol yang datang pada sidang umum Interpol ke-85 di Bali karena kondisi Indonesia yang aman.

Dari 190 negara, 167 di antaranya hadir mengikuti forum internasional itu.

"Mereka percaya pada stabilitas keamanan di Indonesia terlepas dari dinamika yang terjadi di beberapa tempat," ujar Tito dalam konferensi pers di Bali Nusa Dua Convention Center di Bali, Kamis (10/11/2016).

Meski belakangan Indonesia santer dengan kabar terorisme, namun masih banyak peserta yang merapat ke Bali. Menurut Tito, hal tersebut menunjukkan bahwa mereka yakin Indonesia mampu menjaga keamanan selama sidang dan seterusnya.

"Sehingga tidak satu pun negara yang sudah daftar dua bulan, sebulan yang lalu, terpengaruh dengan dinamika apa pun. Mereka tetap confirm untuk hadir," kata Tito.

"Ini membuktikan bahwa Indonesia negara yang aman dan kita jaga keamanan negara kita agar dunia percaya kepada Indonesia," ucap dia.

(Baca juga: Kapolri Sebut Sidang Interpol di Bali Sukses)

Di samping faktor keamanan, banyaknya peserta Interpol yang hadir karena pemilihan tempatnya dianggap tepat. Bali memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik perhatian wisatawan.

Tito berterima kasih pada satuan pengamanan yang mengawal berjalannya sidang umum Interpol. Ia meminta agar keamanan Indonesia terus dipertahankan.

Dalam sidang ini, setidaknya ada tiga poin besar yang dibahas. Pertama, soal pemberantasan terorisme. Tito menjadi pembicara utama dalam pembahasan tersebut.

Kedua, soal kejahatan terorganisir yang meliputi human trafficking, korupsi, dan pencucian uang.

Ketiga, soal cyber crime yang menjadi salah satu masalah utama dalam kejahatan transnasional.

Pada hari terakhir juga dilakukan pemilihan presiden Interpol yang baru menggantikan Mireille Ballestrazzi. Wakil Menteri Keamanan China Meng Hongwei terpilih sebagai penggantinya.

(Baca: Wakil Menteri Keamanan China Terpilih Jadi Presiden Interpol)

Kompas TV Pengaruh Terorisme Melalui Media Sosial-Satu meja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com