Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menristek Dikti Segera Temui KPK Bahas Dugaan Korupsi di Pemilihan Rektor PTN

Kompas.com - 03/11/2016, 07:02 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengaku akan segera menemui pihak berwenang di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Nasir ingin membahas dugaan korupsi di pemilihan rektor di sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN). Selain itu akan dibahas pula mengenai sistem kontrol terhadap pimpinan universitas. 

"Saya mau tanya bagaimana mekanisme kontrol terhadap pemimpin di universitas," kata Nasir  di kantor Ombudsman, Jakarta, Rabu (2/11/2016). 

Nasir tidak mengetahui adanya permainan uang yang terjadi dalam pemilihan rektor di perguruan tinggi.

"Saya malah dengar tentang ada isu permainan uang baru kali ini . Saya demi Allah tidak pernah tahu, karena tidak pernah berurusan dengan itu," kata Nasir

Nasir menuturkan, dalam memilih rektor, pihaknya selalu mempertimbangkan rekam jejak setiap calon rektor.

Sebagai menteri, Nasir mengaku selalu berusaha agar pemilihan rektor berjalan dengan lancar.

Demi menjaga marwah pendidikan tinggi, Nasir mengusulkan permaian uang dalam pemilihan rektor segera dilaporkan ke penegak hukum.

(Baca: ICW: Korupsi Pemilihan Rektor Pintu Masuk untuk Korupsi Lainnya)

Karena jika perilaku koruptif itu berlanjut akan merusak perguruan tinggi.

"Kalau perguruan tinggi terjadi korupsi bagaimana menciptakan daya saing. Jangan sampai terjadi ada dusta di antara kita. Siapa yang main, terus terang saya tidak tahu," ucap Nasir.

Suara Rektor

Nasir menuturkan, saat ini pemerintah memiliki hak suara sebesar 35 persen dalam pemilihan rektor di PTN.

Sebelumnya, kata dia, dalam pemilihan rektor pemerintah memiliki kewenangan 100 persen, namun karena sistem desentralisasi 65 persen suara diserahkan kepada PTN.

Lebih lanjut Nasir mengatakan akan meminta Sekretaris Jenderal Kemenristek Dikti untuk menerbitkan surat edaran yang menegaskan sejumlah larangan yang tidak boleh dilakukan oleh PTN.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puncak Perayaan Hari Lansia Nasional 2024 Bakal Digelar di Aceh Utara

Puncak Perayaan Hari Lansia Nasional 2024 Bakal Digelar di Aceh Utara

Nasional
Sindir Impor Beras, Megawati: Dibuat Sedemikian Rupa, sepertinya Kekurangan Terus

Sindir Impor Beras, Megawati: Dibuat Sedemikian Rupa, sepertinya Kekurangan Terus

Nasional
17 Sikap PDI-P Hasil Rakernas, Mandatkan Kembali Megawati Jadi Ketua Umum

17 Sikap PDI-P Hasil Rakernas, Mandatkan Kembali Megawati Jadi Ketua Umum

Nasional
Sindir Puan dan Risma, Megawati: Penggede Partai Lama-lama Tambah Cengeng

Sindir Puan dan Risma, Megawati: Penggede Partai Lama-lama Tambah Cengeng

Nasional
Anggota DPR Komisi III: Kapolri dan Jaksa Agung Perlu Duduk Bersama Telusuri Isu Penguntitan Jampidsus oleh Densus 88

Anggota DPR Komisi III: Kapolri dan Jaksa Agung Perlu Duduk Bersama Telusuri Isu Penguntitan Jampidsus oleh Densus 88

Nasional
Penutupan Rakernas PDI-P, Megawati Sebut Sudah Beri Tugas untuk Ahok

Penutupan Rakernas PDI-P, Megawati Sebut Sudah Beri Tugas untuk Ahok

Nasional
PDI-P Putuskan Hanya Jalin Kerja Sama Politik dengan Pihak yang Tingkatkan Kualitas Demokrasi

PDI-P Putuskan Hanya Jalin Kerja Sama Politik dengan Pihak yang Tingkatkan Kualitas Demokrasi

Nasional
Megawati Cerita Kerap Kunjungi Ahok di Tahanan

Megawati Cerita Kerap Kunjungi Ahok di Tahanan

Nasional
PDI-P Serahkan Mandat ke Megawati Tentukan Sikap Partai ke Pemerintah

PDI-P Serahkan Mandat ke Megawati Tentukan Sikap Partai ke Pemerintah

Nasional
Air Mata Puan dalam Pembacaan Sikap Politik PDI-P...

Air Mata Puan dalam Pembacaan Sikap Politik PDI-P...

Nasional
Sambil Menangis, Puan Minta Maaf Ada Kader PDI-P Tak Beretika dan Langgar Konstitusi

Sambil Menangis, Puan Minta Maaf Ada Kader PDI-P Tak Beretika dan Langgar Konstitusi

Nasional
Sikap Politik PDI-P: Pemilu 2024 Terburuk dalam Sejarah, Minta Evaluasi Sistem Pemilu

Sikap Politik PDI-P: Pemilu 2024 Terburuk dalam Sejarah, Minta Evaluasi Sistem Pemilu

Nasional
Soal Isu Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Presiden Diminta Lakukan Evaluasi Kepolisian dan Kejaksaan

Soal Isu Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Presiden Diminta Lakukan Evaluasi Kepolisian dan Kejaksaan

Nasional
KPK Sebut Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Punya Banyak Aset atas Nama Orang Lain

KPK Sebut Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Punya Banyak Aset atas Nama Orang Lain

Nasional
Komisi III Akan Tanyakan Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus ke Polri dan Kejagung

Komisi III Akan Tanyakan Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus ke Polri dan Kejagung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com