Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengawalan Mobil Presiden Tanpa Sirene, Klakson, apalagi Menghentikan Kendaraan

Kompas.com - 09/10/2016, 13:26 WIB

Suatu ketika saat memimpin iring-iringan mobil Kepresidenan "RI 1" dari Istana Kepresidenan Bogor menuju Istana Merdeka, Jakarta, telepon seluler Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Mayjen (Mar) Bambang Suswantono berdering.

"Tanpa sirene ataupun klakson sama sekali, apalagi menghentikan arus kendaraan, tahu-tahu mobil Presiden sudah ada di samping mobil saya," kata Bambang di kantor Mako Paspampres, Jakarta, Rabu (5/10).

Bambang bercerita, rekan sejawatnya memberikan pujian lewat telepon soal rangkaian kendaraan Kepresidenan yang melewati jalan tanpa berisik dan mengganggu kendaraan umum lainnya di tengah kepadatan arus lalu lintas di Jalur Tol Jagorawi, Bogor.

Di tengah jam kerja, menurut Bambang, rangkaian kendaraan Kepresidenan memang bukan hanya harus mampu mencari celah di antara mobil lainnya agar bisa lewat dan mengganggu perjalanan mereka.

Namun, juga karena adanya pengertian warga Bogor jika rombongan Presiden lewat. Mereka tak hanya menepi tetapi juga adakalanya memberi lambaian tangan dan memotret Presiden.

Ketika secara kebetulan bertemu iring-iringan mobil Presiden "RI 1" pada pagi hari dari arah Bogor menuju Jakarta dan sebaliknya dari Jakarta menuju Bogor pada malam hari, Kompas dapat melihat langsung bagaimana perjalanan konvoi mobil Kepresidenan dengan mulus dan lancar selama hampir satu jam meskipun di tengah kepadatan jalan mulai dari jalan protokol hingga tol dalam kota, dan Jagorawi hingga tiba di kediaman dinas, Wisma Dyah Bayurini, di kompleks Istana Bogor atau Istana Merdeka Jakarta.

"Presiden akan menegur anggota lewat ajudan dan disampaikan lewat radio penghubung jika ada anggota kawal yang membunyikan klakson atau sirene. Bahkan, kami juga tidak boleh menutup jalan apa pun. Presiden curiga dan selalu minta agar arus lalu lintas dialirkan (dibuka) jika di sisi kiri atau kanan mobil Presiden terjadi kemacetan panjang," kata Bambang.

Secara situasional, rombongan mobil adakalanya juga terpaksa diarahkan petugas lalu lintas melewati bahu jalan jika jalan tol benar-benar macet dan berhenti total, terutama jika sudah memasuki Cibubur, Cawang, hingga Sudirman atau Muhammad Husni Thamrin.

Jangan heran jika para petugas dalam rangkaian pengawalan kendaraan Kepresidenan harus hafal dan paham dengan kode-kode yang digunakan dalam pengawalan.

Kode-kode itu di antaranya, "Rapatkan pedati (rangkaian mobil)". "Angkat atau turunkan pedal (gas)". "Pertahankan jalur". "Alirkan jalur kiri". "Jangan agresif (marah)", dan "berikan acungan jempol (pujian) kepada pengemudi yang memberi jalan".

Jokowi tertawa geli

Memang dibutuhkan kesabaran bagi petugas menunggu kesempatan ada celah yang bisa dilalui rangkaian kendaraan Kepresidenan di tengah kepadatan arus lalu lintas.

Selain kesabaran juga adakalanya muncul ide-ide kreatif dan segar yang mengiringi perjalanan.

Jika suatu saat di antara marka jalan ada sedikit celah, pembuka jalan di paling depan segera memberi kode agar rangkaian mobil di belakangnya cepat mengikuti sebuah formasi jalan di antara marka jalan tersebut.

Mereka kerap menyebutnya formasi "belah tengah".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Nasional
KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

Nasional
Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Nasional
KPK Gelar 'Roadshow' Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

KPK Gelar "Roadshow" Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

Nasional
Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang 'Insya Allah' Gabung Golkar, Mekeng: 'Nothing Special'

Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang "Insya Allah" Gabung Golkar, Mekeng: "Nothing Special"

Nasional
PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

Nasional
Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Nasional
Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Nasional
Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Nasional
Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Nasional
Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Nasional
DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

Nasional
JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

Nasional
JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com