Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yusa Djuyandi
Dosen dan Peneliti

Dosen Ilmu Politik Universitas Padjadjaran dan Peneliti Pada Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi)

Momentum Meningkatkan Profesionalisme dalam HUT TNI

Kompas.com - 03/10/2016, 22:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Dalam sejarahnya Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peranannya begitu penting dalam sejarah perjuangan bangsa, khususnya dalam mempertahankan kemerdekaan.

Pada tanggal 5 Oktober 2016, institusi pertahanan ini akan berusia 71 Tahun. Seiring dengan usianya yang sudah semakin bertambah maka TNI dituntut untuk dapat menjadi lembaga negara yang profesional, yang lebih mengedepankan kepentingan dan kedaulatan bangsa dan negara.

Selama 71 tahun berdiri eksistensi TNI memang sempat mengalami masa-masa pasang surut. Di setiap masa atau periode pemerintahan ada bagian sejarah yang tidak terlepas dari keberadaan TNI, baik itu yang bersifat positif maupun negatif.

Sebagaimana halnya TNI pada masa-masa perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan, institusi ini menjadi kebanggaan rakyat Indonesia dan karenanya masyarakat sangat mendukung dan mau bekerjasama dengan TNI. Peran tentara nasional pada saat itu telah membuktikan sebagai patriot demi tegak berdaulatnya bangsa dan negara Indonesia.

Namun sejarah seolah seperti terbalik. Pada masa Orde Baru, TNI dimanfaatkan menjadi alat dari kepentingan rezim. Penguasa orde baru memanfaatkan kekuatan militer sebagai suatu cara untuk mempertahankan posisinya.

Lebih dari itu bahkan militer memainkan peran yang begitu besar dalam tata kehidupan bernegara. Melalui dwi fungsi ABRI, militer menjadi sebuah kekuatan sosial dan politik, yang bukan lagi fokus sebagai kekuatan pertahanan.

Dalam beberapa hal bahkan militer dapat memainkan peran dalam sektor perekonomian seperti halnya muncul praktek bisnis militer, baik itu yang legal maupun yang illegal.

Tidak berperannya TNI sebagai penjaga kedaulatan negara karena lebih berperan sebagai pelayan penguasa telah memunculkan stigma negatif dan kekecewaan masyarakat. Kenyataan ini memang dapat dimengerti karena sepanjang 30 tahun lebih rezim Orde Baru berkuasa, tentara telah dimanfaatkan penguasa untuk mempertahankan kekuasaannya.

Akibatnya ketika gerbang reformasi terbuka, TNI seperti kehilangan pegangan dan dukungan rakyat, hal ini tentunya berdampak juga terhadap performance TNI.

Reformasi dan Titik Balik

Reformasi pada tahun 1998 telah membuka pintu gerbang demokrasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia. Demokrasi sebagai satu fase peradaban modern dalam sejarah bangsa Indonesia harus dapat ditegakkan dengan konsisten, karena tanpanya reformasi yang sedang dijalankan akan menjadi sia-sia.

Sama seperti negara-negara lain, dalam menghadapi tantangan masa kini membutuhkan demokrasi sebagai jalan bagi keberagaman yang dimiliki masyarakat.

Ada banyak pendapat yang diberikan mengenai demokrasi itu sendiri, tetapi secara umum: kebebasan, supremasi sipil dan kedaulatan rakyat adalah unsur-unsur yang merupakan tulang punggung dari mekanisme demokrasi itu sendiri. Sehingga, apabila unsur-unsur tersebut tidak ada atau terancam, maka demokrasi juga mengalami ancaman.

Indikator di atas itulah yang kemudian menjadi basis penolakan terhadap konsep dwi fungsi ABRI yang dijalankan pada era orde baru.

Penolakan dwi fungsi bukan dikarenakan oleh kebencian dan dendam atas pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan TNI selama 32 tahun menjadi alat kekuasaan rezim orde baru. Akan tetapi, lebih didasari atas pemahaman bahwa negara yang akan kita bangun adalah negara yang berdasarkan pada supremasi sipil (civil supremacy), yang akan membangun sebuah masyarakat demokratis, dimana peran sosial, politik, ekonomi dan budaya sepenuhnya dikendalikan oleh masyarakat sipil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com