JAKARTA, KOMPAS.com - Budi Karya Sumadi optimistis mampu bekerja dengan baik sebagai Menteri Perhubungan menggantikan Ignatius Jonan.
Kepada wartawan usai dilantik di Istana Negara, Rabu (27/7/2016) siang, Budi mengatakan, inti mengelola kementerian adalah soal manajemen.
"Bagaimana kita 'memanage' organisasi tak berbeda jauh dengan 'memanage' suatu korporasi," ujar Budi.
(Baca: Jokowi Umumkan "Reshuffle" Kabinet, Ini Susunan Menteri Baru)
Dia mengaku cukup berpengalaman dalam mengelola korporasi milik pemerintah. Sejak tahun 1994, dia telah mengelola roda perusahaan.
"Kita bicara teknis, sumber daya manusia dan keuangan. Itu suatu format yang sudah biasa saya lakukan," ujar Budi.
Ketika diminta menjadi Menteri Perhubungan oleh Jokowi, Budi mengaku dititipkan pesan. Pertama, meningkatkan konektivitas laut, darat dan udara di Indonesia. Kedua, Budi juga diminta lebih menghargai 'suara rakyat' di dalam setiap pengambilan keputusan.
"Stakeholder itu adalah masyarakat. Itu yang nomor satu. Artinya masyarakat harus mendapatkan pelayanan maksimal," ujar Budi.
(Baca: Ini Sembilan Wajah Baru dalam Kabinet Kerja)
Ketiga, ia diminta melakukan pengawasan secara ketat terhadap operator infrastruktur perhubungan demi menghindari adanya kerugian di masyarakat. Budi menegaskan, ia adalah pembantu Presiden. Oleh sebab itu, ia akan melaksanakan setiap perintahnya dengan profesional.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan perombakan kabinet atau reshuffle jilid II di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu siang. Beberapa jam setelah mengumumkan, Jokowi langsung melantik menteri-menteri hasil perombakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.