JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan meluruskan pernyataannya soal adanya kelompok-kelompok pro-teroris yang membela Siyono, terduga teroris asal Klaten.
Ia membantah menyebut PP Muhammadiyah, Komnas HAM, dan Kontras sebagai kelompok pro-teroris karena seolah membela Siyono atas kematiannya. (Baca: Polisi Sebut Ada Kelompok Pro Teroris yang Membela Siyono)
"Saya tidak pernah menuduh Muhammadiyah sebagai pro-teroris. Saya tahu persis Muhammadiyah itu perkumpulan besar umat Islam," ujar Anton di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (7/4/2016).
Anton mengatakan, dalam jumpa pers sebelumnya, ada yang menanyakan apakah pernyataan soal kelompok pro-teroris yang dimaksud ialah Muhammadiyah.
Namun, Anton menjawab secara umum bahwa kelompok mana pun yang membela Siyono dan teroris lain adalah kelompok pro-teroris. (Baca: Polri Anggap Ada yang Adu Domba Densus 88 dan Muhammadiyah)
"Saya katakan bahwa siapa pun yang bela teroris adalah pro-teroris. Mohon diluruskan," kata Anton.
Anton menganggap ada pihak yang memanfaatkan peristiwa kematian Siyono. Menurut dia, kelompok tertentu sengaja mengadu domba antara Polri dan Muhammadiyah.
Ia melihat ada pihak yang sengaja memprovokasi agar Polri dianggap sengaja menghilangkan nyawa Siyono. (Baca: Seskab: Kasus Siyono Jangan Sampai Pengaruhi Revisi UU Terorisme)
Kelompok tersebut, kata dia, menuding Polri dan Densus 88 sengaja menyerang agama tertentu. Namun, Anton enggan menyebut kelompok mana yang ia maksud.
Kematian Siyono dipermasalahkan oleh Komnas HAM, Kontras, dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Kontras dan Komnas HAM menganggap adanya pelanggaran HAM dan pelanggaran hukum oleh Densus 88 yang menyebabkan Siyono meninggal dunia. (Baca: Kapolri: Siyono Orang Penting di Jamaah Islamiyah)
PP Muhammadiyah kemudian melakukan otopsi terhadap jenazah Siyono. Pelaksanaan otopsi tersebut merupakan arahan dari bagian advokasi Komnas HAM.
Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak sebelumnya mengecam pernyataan Anton soal adanya kelompok pro-teroris yang berada di balik Siyono.
Menurut dia, tudingan tersebut dilontarkan tanpa didasari bukti. (Baca: Pemuda Muhammadiyah Kecam Kadiv Humas Polri soal Pro-Teroris Bela Siyono)
"Pernyataan Kadiv Humas itu menunjukkan kedangkalan nalar untuk mengarahkan opini publik dengan medelegitimasi para pihak yang berusaha mengungkap fakta sesungguhnya," ujar Dahnil melalui pesan singkat, Rabu (6/4/2016).