Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Ada Transaksi dalam Kasus Novel Baswedan

Kompas.com - 06/02/2016, 17:34 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kritik terus bermunculan atas opsi memberhentikan Novel Baswedan sebagai penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi.

Pemberhentian itu dianggap keliru, apalagi jika dilakukan sebagai alat tawar agar Kejaksaan Agung menghentikan kasus yang menjerat Novel.

"Kalau Bovel diberhentikan dari KPK, itu kerugian besar. Pimpinan melakukan apa yang disebut dalam peribahasa melayu, habis manis sepah dibuang," kata mantan penasihat KPK, Abdullah Hehamahua, dalam sebuah diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (6/2/2016).

Menurut Abdullah, Novel adalah salah satu penyidik terbaik KPK. Kualifikasi pendidikan dan pengalamannya tinggi. Novel sempat menangani kasus korupsi yang menjerat Inspektur Jenderal Djoko Susilo.

"Saat kasus Cicak vs Buaya, Saudara Novel datang ke ruangan saya dengan beberapa penyidik. Dia memberi tahu ,'Pak Abdullah, KPK ini jangan sampai bubar. Kami nothing to lose, bisa kembali ke instansi asal kami, tapi kami tidak mau jadi orang jahat lagi,'" ucap Abdullah.

"Akan sangat kehilangan kalau KPK ditinggalkan Novel," sambungnya.

Abdullah juga tidak sepakat jika pemberhentian Novel dari KPK dikaitkan dengan diberhentikan kasusnya yang diproses Kejaksaan Agung. Ia mendorong agar kasus Novel diselesaikan melalui proses hukum, bukan transaksional.

"Pimpinan harus perbaiki kebijakan itu. Kalau kejaksaan terbitkan SKP2 tapi Novel harus keluar KPK, itu transaksional. Jangan ada bargaining," ucap Abdullah.

Isu tentang penghentian kerja Novel dari KPK muncul di tengah kelanjutan proses hukumanya di Kejaksaan Agung. Wakil Ketua KPK Saut Situmorang membantah bahwa opsi tersebut merupakan hasil lobi-lobi dengan Polri dan Kejaksaan.

"Novel Baswedan itu fleksibel. Oleh sebab itu, diyakini akan bisa menyesuaikan diri di mana saja dan tetap relevan dengan keahliannya," ujar Saut.

Ia menyebutkan, KPK memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah tanpa memunculkan kegaduhan. Seiring ditariknya berkas perkara Novel, maka penyidik senior KPK itu hengkang dari KPK.

"Agar semua tuntas dan Novel Baswedan bisa mengabdi tanpa diikat oleh masa lalunya," kata Saut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com