Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rio Capella Mengaku Diminta Kawal Islah Gatot-Erry

Kompas.com - 27/01/2016, 20:34 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Patrice Rio Capella mengaku diminta mengawal islah antara Gubernur nonaktif Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho dan wakilnya, Tengku Erry Nuradi.

Erry merupakan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Nasdem di Sumatera Utara. Permintaan itu diajukan istri Gatot, Evy Susanti. Rio mengaku dipertemukan dengan Evy oleh teman dekatnya, Fransisca Insani Rahesti (Sisca).

"Evy menyampaikan, terjadi islah pak Gatot dan Erry. Lalu Evy meminta mendukung islah tetap berjalan," ujar Rio saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (27/1/2016).

Beberapa hari sebelum bertemu, tepatnya tanggal 20 Mei 2015, Rio bertemu Sisca di sebuah kafe di samping Hotel Kartika Chandra, Jakarta Selatan. Saat itu Sisca menyerahkan amplop berisi uang Rp 200 juta kepada Rio. Ia mengaku tidak tahu maksud pemberian uang itu.

(Baca: Rio Capella: Kacau-balau Ini Persidangan, Sakit Jiwa!)

"Katanya ada titipan dari bu Evy. Saya tanya, bu Evy siapa saya belum kenal. Saya tanya uang apa, untuk kopi-kopi. Ya enggak ada masalah," kata Rio.

Pertemuan dengan Evy pun terjadi pada 22 Mei 2015 di tempat yang sama. Saat itu, Evy menjelaskan bahwa sempat terjadi salah paham antara Gatot dan Erry sehingga harus dilakukan islah.

Sementara islah tersebut dilakukan pada 19 Mei 2015 di Kantor DPP Nasdem Jakarta.

"Saya sebagai Sekjen Nasdem kan berkaitan dengan Erry. Bu Evy ingin islah tetap dijaga," kata dia.

(Baca: Patrice Rio Capella Divonis 1,5 Tahun Penjara)

Namun, Rio membantah uang tersebut diberikan atas permintaannya. Ia menegaskan tidak pernah meminta uang ke Evy untuk kepentingan tertentu.

"Tidak ada sama sekali ketemu dan kontak lagi dengam Evy. Itu pertemuan pertama dan terakhir," kata Rio.

Permintaan soal islah pernah diajukan Gatot kepada Rio. Menurut Rio, permintaan itu diutarakan sekitar bulan Apri 2015, satu bulan sebelum terjadinya islah di kantor DPP Nasdem. Namun, saat itu Rio menolak karena tidak begitu mengenal Erry.

(Baca: Rio Capella: Saya Masuk Penjara karena Lupa Kembalikan Uang dari Evy)

"Kata Gatot, bagaimana kalau saya ketemu dengan pak Surya (Ketum Partai Nasdem Surya Paloh). Gatot dan pak Surya dekat karena Nasdem dukung pencalonan Gatot-Erry," kata Rio.

Namun, permintaan tersebut tidak pernah ditindaklanjuti oleh Rio. Bahkan, Rio mulanya tidak tahu adanya proses islah di kantornya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

Nasional
Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com