Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Pimpinan KPK, Dua Hakim MK Curhat Panggilan Pemeriksaan yang Tak Jelas

Kompas.com - 06/01/2016, 14:23 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua hakim konstitusi, Anwar Usman dan Maria Farida Indrati, meminta Komisi Pemberantasan Korupsi memperjelas status pemanggilan saat mengundang seseorang untuk diminta keterangan.

Pasalnya, kedua hakim pernah merasakan trauma akibat dipanggil KPK untuk menjadi saksi dalam kasus korupsi yang melibatkan mantan Ketua MK, Akil Mochtar.

"Suatu pengalaman bagi saya, kalau orang dipanggil KPK itu seperti geledek di siang bolong," ujar Farida kepada lima pimpinan KPK di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (6/1/2016).

Farida mengatakan, status pemanggilan yang tidak jelas membuat kerabat dan keluarganya menjadi panik saat mengetahui bahwa dia dipanggil oleh KPK.

Menurut dia, ke depan diperlukan suatu kejelasan mengenai status dan alasan pemanggilan. (Baca: Hakim MK Minta KPK Tak Gantung Status Tersangka Seseorang hingga Tahunan)

Sementara itu, hakim konstitusi lainnya, Anwar Usman, juga merasakan hal yang serupa. Ia menceritakan, saat dia dipanggil oleh KPK, sebagian besar kerabatnya menelepon untuk mencari tahu.

Bahkan, salah satu anggota keluarganya sampai-sampai terjatuh lemas karena kaget mendengar kabar bahwa ia diperiksa oleh KPK. (Baca: Ini Saran Hakim MK agar Penyidik Independen KPK Tak Lagi Dipermasalahkan)

"Sama seperti Ibu Farida, seolah kalau sudah dipanggil KPK itu sudah di-blacklist, tidak ada yang lolos," kata Anwar.

Ketua KPK Agus Rahardjo yang mendengar curhat kedua hakim tersebut kemudian berjanji untuk memperbaiki sistem pemanggilan terhadap seseorang. Status pemanggilan, kata Agus, akan dibuat lebih jelas dan spesifik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta Rest Area Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta Rest Area Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com