Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Tidak Paham Apa yang Dibutuhkan, Apa Pantas Jadi Pimpinan KPK?"

Kompas.com - 14/12/2015, 20:53 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua nonaktif Komisi Pemberantasan Korupsi, Bambang Widjojanto, menganggap bahwa tidak semua pimpinan KPK kompak menyikapi revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.

Menurut dia, Ketua sementara KPK Taufiequrrachman Ruki mendominasi suara Komisioner KPK.

"Belum semua pimpinan KPK solid, mana yang didorong dan tidak, tapi dibulatkan seluruh pimpinan KPK setuju. Hanya Ruki yang katanya setuju," ujar Bambang dalam diskusi di Jakrta, Senin (14/12/2015).

Bambang mengatakan, jika belum ada naskah akademik yang menyatakan kesepakatan seluruh pimpinan KPK, tentu tidak bisa mengusulkan sesuatu secara sepihak.

Bahkan, kata dia, Ruki seakan tidak mengerti bahwa revisi UU KPK justru akan melemahkan lembaga antirasuah itu.

"Kalau pimpinan tidak paham apa yang dibutuhkan KPK, apa pantas dia jadi pimpinan KPK?" kata Bambang.

Bambang mengatakan, indikasi pelemahan ada pada revisi UU KPK, seperti pembatasan penyadapan, kewenangan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3), larangan penyidik independen, dan adanya dewan pengawas.

Terlebih lagi, kata Bambang, dalam salah satu pasal di draf revisi menyebutkan bahwa peran KPK hanya sebatas pencegahan.

Ibarat kanker, Bambang menganggap jaringan korupsi telah menyebar sehingga tak butuh hanya sekadar pencegahan.

"Kalau hari ini yang menyebar itu kanker, pendekatan pencegahan, ini paham yang salah. Kok pendekatannya pencegahan, kan sedang sakit. Ini nalarnya dimana?" kata Bambang.

Dalam kesempatan itu, mantan Wakil Ketua KPK Busrro Muqoddas menyayangkan keempat pimpinan lainnya tidak bisa berbuat banyak atas putusan Ruki.

"Kalau itu betul, saya menyayangkan empat lain kmudian begitu mudah menyerah," kata Busyro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com