Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana: Presiden Tidak Perlu Konfirmasi ke Siapa Pun Terkait Rekaman

Kompas.com - 04/12/2015, 12:06 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo telah mendapat informasi utuh mengenai rekaman percakapan antara orang-orang yang diduga Ketua DPR Setya Novanto, pengusaha Riza Chalid, dan bos PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.

Pramono menegaskan bahwa Presiden tidak perlu melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak yang terkait dan memilih menyerahkan penyelesaian kasus tersebut kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).

"Presiden tidak perlu konfirmasi kepada siapa pun," kata Pramono, saat ditanya apakah Jokowi sudah mengkonfirmasi isi percakapan dalam rekaman kepada Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/12/2015).

Sebagaimana isi rekaman pembicaraan yang diperdengarkan dalam sidang MKD, nama Luhut termasuk yang paling banyak disebut. (Baca: Istana: Isi Rekaman Ada Fakta dan Hiperbola)

Dalam rekaman pembicaraan itu, Luhut dianggap sebagai figur penting yang dapat memuluskan perpanjangan kontrak karya Freeport.

Selain mengenai Luhut, Pramono Anung juga menyatakan bahwa Jokowi tidak perlu berkomunikasi dengan Setya Novanto untuk mengklarifikasi isi rekaman tersebut. (Baca: Ketika Setya Novanto "Menghilang" dari DPR...)

Menurut Pramono, hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana MKD mampu mengungkap dugaan persekongkolan orang-orang yang disebut dalam rekaman itu berkaitan dengan renegosiasi dan pembagian saham Freeport. (Baca: Sikapi Isi Rekaman, JK Sebut Tragis, Congkak, dan Ada Upaya Rugikan Negara)

"Presiden menghormati, menghargai. Beliau tentu tidak harus berkomunikasi (dengan Setya), kenapa harus berkomunikasi? Tetapi bahwa persoalan yang perlu diungkap itu jadi hal yang penting," pungkas Pramono.

Luhut sebelumnya mengaku ingin memberikan penjelasan pada sidang MKD. Ia ingin menjelaskan pertemuannya dengan Chief Executive Officer (CEO) Freeport McMorran James Robert Moffet atau Jim Bob pada 2012.

Hal itu turut terungkap dalam rekaman pembicaraan soal renegosiasi kontrak Freeport. (Baca: Luhut Sudah Diizinkan Jokowi untuk Hadir jika Dipanggil MKD)

"Saya malah senang jika dipanggil MKD, biar tuntas semuanya," kata Luhut, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (2/12/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

124.782 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Tanah Suci, 24 Orang Wafat

124.782 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Tanah Suci, 24 Orang Wafat

Nasional
Istana Mulai Bahas Peserta Upacara 17 Agustus di IKN

Istana Mulai Bahas Peserta Upacara 17 Agustus di IKN

Nasional
Kejagung Tetapkan 6 Eks GM PT Antam Jadi Tersangka Korupsi Emas 109 Ton

Kejagung Tetapkan 6 Eks GM PT Antam Jadi Tersangka Korupsi Emas 109 Ton

Nasional
Terima Aduan Keluarga Vina, Komnas HAM Upayakan 'Trauma Healing' dan Restitusi

Terima Aduan Keluarga Vina, Komnas HAM Upayakan "Trauma Healing" dan Restitusi

Nasional
SYL Beri Kado Kalung Emas Buat Penyanyi Dangdut Nayunda Nabila

SYL Beri Kado Kalung Emas Buat Penyanyi Dangdut Nayunda Nabila

Nasional
Febri Diansyah Jadi Saksi di Sidang SYL Senin Pekan Depan

Febri Diansyah Jadi Saksi di Sidang SYL Senin Pekan Depan

Nasional
SYL Pesan 'Wine' saat Makan Siang, Dibayar Pakai Uang Kementan

SYL Pesan "Wine" saat Makan Siang, Dibayar Pakai Uang Kementan

Nasional
Kementan Kerap Tanggung Biaya Makan Bersama SYL dan Eselon I

Kementan Kerap Tanggung Biaya Makan Bersama SYL dan Eselon I

Nasional
Draf Revisi UU Polri: Perpanjangan Usia Pensiun Jenderal Polisi Ditetapkan dengan Keputusan Presiden

Draf Revisi UU Polri: Perpanjangan Usia Pensiun Jenderal Polisi Ditetapkan dengan Keputusan Presiden

Nasional
Bayar Cicilan Apartemen Biduanita Nayunda, SYL: Saya Merasa Berutang Budi

Bayar Cicilan Apartemen Biduanita Nayunda, SYL: Saya Merasa Berutang Budi

Nasional
Kehadirannya Sempat Buat Ricuh di MK, Seorang Saksi Mengaku Tambah Ratusan Suara PAN di Kalsel

Kehadirannya Sempat Buat Ricuh di MK, Seorang Saksi Mengaku Tambah Ratusan Suara PAN di Kalsel

Nasional
Gerindra: Negara Rugi jika TNI-Polri Pensiun di Usia 58 Tahun

Gerindra: Negara Rugi jika TNI-Polri Pensiun di Usia 58 Tahun

Nasional
Kemenkominfo Galang Kolaborasi di Pekanbaru, Jawab Tantangan Keberagaman untuk Kemajuan Bangsa

Kemenkominfo Galang Kolaborasi di Pekanbaru, Jawab Tantangan Keberagaman untuk Kemajuan Bangsa

Nasional
Pegawai Setjen DPR Antusias Donor Darah, 250 Kantong Darah Berhasil Dikumpulkan

Pegawai Setjen DPR Antusias Donor Darah, 250 Kantong Darah Berhasil Dikumpulkan

Nasional
Kasus Timah, Kejagung Tahan Eks Dirjen Minerba Kementerian ESDM

Kasus Timah, Kejagung Tahan Eks Dirjen Minerba Kementerian ESDM

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com