Seharusnya, kata dia, sinergi tersebut lebih banyak dilakukan pada level pelaksana.
Salah satunya, melalui kerja sama antara penyidik KPK dan Polri. Namun, ia menegaskan, pentingnya saling percaya antara kedua pihak.
"Harus ada saling percaya, ini yang sulit di level pelaksana. Bagaimana kerja sama kalau saling mencurigai?" ujar Badrodin, saat menjadi pembicara dalam Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi di Gedung Nusantara V DPR RI, Jakarta, Kamis (3/12/2015).
Menurut Badrodin, meningkatnya kasus-kasus pidana, khususnya korupsi, membuat penegak hukum wajib melaksanakan fungsi koordinasi.
Perkembangan teknologi seringkali digunakan para koruptor untuk membuat modus-modus baru dalam menyembunyikan tindakan korupsi.
Meski demikian, menurut Badrodin, tak bisa dipungkiri bahwa perbedaan bisa saja terjadi antara KPK dan Polri.
Misalnya, saat penyidik KPK menangani anggota Polri yang terindikasi korupsi, ataupun penyidik Polri yang menangani kasus penyalahgunaan wewenang yang bisa saja dilakukan KPK.
"Memang akan selalu ada hambatan, tetapi komitmen ini yang penting untuk dilaksanakan. Tidak cukup sekadar MoU, tapi saling percaya, ini yang harus dibangun," kata Badrodin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.