Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Kesaksian, Sutan Tuding Mantan Staf Ahlinya Dicuci Otak oleh KPK

Kompas.com - 01/07/2015, 13:30 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Komisi VII DPR RI Sutan Bhatoegana membantah kesaksian mantan staf ahlinya, Iriyanto Muchyi dalam persidangan. Iriyanto sebelumnya menyatakan bahwa dia menghubungi Sutan setelah menerima kantong kertas berisi banyak amplop dari mantan Kepala Biro Keuangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Didi Dwi Sutrisnohadi.

"Tidak mungkin saya ditelpon bilang 'oh, ya'. Berarti saya yang nyuruh. Tidak ada itu," ujar Sutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (1/7/2015).

Sebelumnya Iriyanto membenarkan berita acara pemeriksaan yang dibacakan jaksa penuntut umum. Iriyanto juga dihadirkan sebagai saksi bagi terdakwa mantan Sekretaris Jenderal KESDM Waryono Karno.

"Saya hubungi Pak Sutan, bilang 'amplop sudah saya sampaikan ke Iqbal'," kata Iriyanto. Iqbal merupakan ajudan Sutan Bhatoegana.

Setelah Sutan membantah adanya percakapan telepon tersebut, jaksa kemudian menghadirkan Iriyanto untuk dikonfrontir keterangannya dengan Sutan. "Saksi (Iriyanto) pernah informasikan ke Sutan bahwa ada paper bag dari Didi yang kemudian diserahkan ke Iqbal?" tanya Jaksa.

"Benar. Karena saya mau izin pulang saat itu," kata Iriyanto.

Sutan lantas memotong ucapan Iriyanto dan membantah ucapannya. Ia juga menuding Iriyanto telah dicuci otaknya oleh KPK.

"Iryanto ini bohong. Ini dia berimajinasi seolah saya suruh (terima kantong kertas), tapi enggak. Saya pikir dia udah dicuci otak oleh KPK," kata Sutan.

Menurut Sutan, keterangan Iriyanto di persidangan berbeda dengan saat diperiksa di KPK. Dia menganggap Iriyanto takut terseret dalam kasus ini.

"Yang dirangkaikan ini enggak ada. Itu sah itu. Bagaimana, saya enggak ada saya suruh itu. Tanya WK, ada saya suruh tak?" ujar Sutan.

Sutan kemudian menoleh ke arah Waryono.

Sutan juga membantah terima uang sebesar 140 ribu dollar AS untuk Komisi VII DPR RI dari Kementerian ESDM. Ia mengaku tidak pernah berkomunikasi langsung atau pun menemui Waryono hanya empat mata.

"Tidak pernah saya komunikasi dengan WK apalagi soal duit. Saya anti itu. Kalau ada orang minta duit ke WK saya umumin," ujar Sutan.

Dalam berkas dakwaan, Waryono memberikan uang sebesar 140.000 dollar AS untuk Sutan,yang ditaruh dalam kantong kertas berwarna silver. Uang tersebut diberikan Waryono melalui Iryanto.

Rinciannya, empat pimpinan Komisi VII DPR menerima masing-masing 7.590 dollar AS, 43 anggota Komisi VII DPR menerima masing-masing 2.500 dollar AS, dan untuk Sekretariat Komisi VII DPR sebesar 2.500 dollar AS. Uang tersebut dimasukkan ke dalam amplop warna putih dengan kode di bagian pojok atas dengan huruf "A" untuk anggota, "P" untuk pimpinan, dan "S" untuk Sekretariat Komisi VII.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com