Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem Dukung Jokowi Percepat "Reshuffle" Kabinet

Kompas.com - 06/05/2015, 17:03 WIB


MATARAM, KOMPAS.com
- Politisi Partai Nasdem Kurtubi mendukung jika Presiden Joko Widodo mempercepat "reshuffle" atau perombakan Kabinet Kerja demi efektivitas jalannya pemerintahan dan pembangunan.

"Perkara 'reshuffle' kabinet memang sepenuhnya wewenang Presiden. Tetapi, sebagai partai pendukung pemerintahan, kami mendukung jika itu dipercepat, apalagi kalau Presiden ingin meningkatkan performa kabinet," kata Kurtubi di Mataram, Rabu (6/5/2015), seperti dikutip Antara.

Kurtubi tidak menampik jika selama sekitar enam bulan jalannya Kabinet Kerja, khususnya di sektor ekonomi, kurang berjalan dengan baik. Akibatnya, penyerapan anggaran juga menjadi lambat. (baca: Wakil Ketua DPR Kritik Menteri Ekonomi "Blusukan" Cari Popularitas)

Namun, anggota Komisi VII DPR RI ini juga tidak sependapat jika kesalahan itu diarahkan kepada pemerintah pusat, yakni Presiden Joko Widodo maupun Wakil Presiden Jusuf Kalla atau para menteri.

"Memang di sektor ekonomi kita masih kurang bagus. Tetapi itu bukan melulu kesalahan harus dilimpahkan ke presiden, wakil presiden atau para menteri. Karena memang penyerapan APBN kita yang tidak mendukung sehingga eksekusi anggaran menjadi terhambat," katanya.

Hal ini bisa dilihat dari beberapa kementerian yang baru terbentuk atau mengalami "merger". Hal itu merembet ke beberapa bagian belum terbentuk dan harus menyesuaikan dengan yang baru. (baca: Istana Akui Menteri Lambat Jalankan Program Pemerintah)

"Misalnya, di beberapa kementerian ada yang di-'merger', tetapi direktur jenderal (dirjen) belum terbentuk, sehingga menghambat eksekusi anggaran," ujarnya.

Belum lagi ditambah faktor yang datang dari pengaruh luar. Contohnya, kebijakan moneter Amerika Serikat yang naik, sehingga berpengaruh terhadap fluktuasi ekonomi Indonesia. (baca: Fahri: "Reshuffle" Kabinet Jangan Hanya karena Emosional, Pencitraan)

Meski begitu, Ketua DPD Nasdem NTB ini enggan berkomentar lebih jauh terkait menteri apa saja yang harus diganti jika Presiden memutuskan melakukan reshuffle.

Dia memberikan saran kepada pemerintah, khusus untuk sektor ekonomi, harus ada upaya untuk segera membenahi tata kelola sektor migas dan tambang. Karena selama ini permasalahan tersebut dipegang dan dikuasai SKK Migas. Padahal, di sektor ini kasus korupsi sering terjadi, bahkan sudah ditangani pihak berwenang.

JK sebelumnya mengisyaratkan bakal ada reshuffle dalam beberapa bulan ke depan. Kalla menilai reshuffle diperlukan untuk peningkatan kinerja kabinet.

Untuk tujuan itu, Kalla menilai diperlukan sosok yang tepat untuk mengisi kabinet sesuai dengan kemampuannya. (baca: Wapres Isyaratkan Bakal Ada "Reshuffle" Kabinet)

Adapun Jokowi enggan berkomentar soal wacara reshuffle kabinet. (baca: Jokowi: Isu "Reshuffle", Tanya ke Pak JK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com