Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem: Hak Angket untuk Menkumham Salah Alamat

Kompas.com - 26/03/2015, 18:24 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Patrice Rio Capella mengatakan, hak angket terhadap Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly terkait dualisme Partai Golkar salah alamat. Menurut Patrice, protes harusnya dilayangkan ke Mahkamah Partai Golkar.

Pasalnya, Menkumham hanya menjalankan Undang-Undang setelah perselisihan diselesaikan lewat Mahkamah Partai.

“Harusnya yang disalahkan itu Mahkamah Partai Golkar, karena Mahkamah Partai telah memutuskan perkaranya, bukan kemudian menyalahkan Menkumham. Pak Yasonna telah memutuskannya berdasar UU. Dia telah bertindak benar karena keputusan Mahkamah Partai telah memenangkan kubu Agung Laksono,” kata Patrice, Kamis (26/3).

Patrice menjelaskan, Mahkamah Partai sudah memutuskan untuk mengakui kepengurusan Agung Laksono. Agung pun sudah menjalankan amanat Mahkamah Partai dengan menyusun kepengurusan baru yang turut mengakomodir kubu Aburizal Bakrie. Justru aneh apabila Menkumham tak menjalankan amanat partai dan memenangkan kubu Aburizal.

“Jadi menurut kami, keputusan pak Yasonna itu sudah berdasar dan benar adanya,” ucapnya.

Karena itu, lanjut Patrice, Nasdem tidak akan ikut mengajukan hak angket bersama Koalisi Merah Putih. Apalagi, masalah ini juga hanya menyangkut kelompok tertentu, bukan menyangkut masalah masyarakat luas.

“Menurut hemat kami, hak angket itu terlalu berlebihan, itu salah sasaran, dan bukan bicara tentang kepentingan bangsa dan negara. Kita tidak boleh terjebak pada persoalan-persoalan yang membuat agenda demokrasi menjadi terhambat," ujar Anggota Komisi III DPR itu.

Patrice menjelaskan, hingga saat ini sejumlah masalah masih mengganggu kehidupan masyarakat, di antaranya kemiskinan, pendidikan yang tidak layak, dan banyaknya pengangguran. Semangat untuk memperjuangkan berbagai masalah itu, kata dia, adalah hal yang paling utama.

"Sebagai politisi kita tidak boleh lebih sibuk mengurusi hal-hal yang tidak produktif, bangsa ini mempercayakan masa depan bangsa ini kepada kita, jadi kita mesti bekerja denga benar,” ujar Patrice.

Hak angket digulirkan Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie bersama fraksi yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih, kecuali Partai Amanat Nasional. KMP menganggap Menkumham telah bertindak sewenang-wenang dengan mengesahkan Golkar kubu Agung Laksono. (Baca: Fadli Zon: Kalau Saya Presiden, Saya Pecat Yasonna Hari Ini)

KMP juga mempermasalahkan keputusan Menkumham yang sebelumnya mengesahkan kepengurusan Partai Persatuan Pembangunan kubu Romahurmuziy. (Baca: Kubu Agung Disahkan, Fraksi Parpol di KMP Pastikan Gunakan Hak Angket)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya Sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya Sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com