"Saat itu, kami ada tujuh orang, berpakaian preman. Ada bantuan juga dari Polsek setempat dengan pakaian lengkap," kata sumber Kompas.com di Bareskrim, Jumat (23/1/2015).
Saat ditangkap, BW kemudian ditunjukkan surat tugas dan surat penangkapan. Surat itu kemudian dibaca oleh BW. Seusai membaca, BW kemudian dibawa ke mobil.
Sumber tersebut mengatakan, penangkapan dilakukan di pinggir jalan lantaran BW terkenal sebagai tokoh masyarakat. Karena itu, sulit jika menangkap BW di rumah bersangkutan.
"Beliau itu kan ditokohkan, perlu ajak Ketua RT/RW dulu. Pertimbangan kami untuk menghormati beliau supaya tidak dilihat keluarganya, anaknya," lanjut sumber tersebut.
Petugas saat itu menunggu BW selesai mengantarkan anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. BW sempat menyodorkan tangan untuk dicium anaknya sebelum akhirnya petugas Bareskrim menangkapnya.
"Kita tunggu dia (BW) turunkan anaknya dulu, cium tangan, lalu kami tangkap," sebutnya.
Ketika ditangkap, mobil BW ikut dibawa. Ternyata, ada anak BW yang lain di mobil tersebut. Anak tersebut bernama Izzat Nabilla (20).
"Ternyata, ada anaknya juga di dalam, tadi sedang tidur, kemudian langsung ke bangku depan," papar dia.
Tak hanya itu, penyidik yang menangkap mengamini BW diborgol saat dibawa ke Bareskrim. Mereka beralasan hal itu perlu dilakukan karena sudah menjadi prosedur universal.
"Ini kan prosedur yang berlaku universal," lanjutnya. (Baca: Ini Kronologi Penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.