Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foto Mesra Bukan Serangan Pertama yang Diterima Abraham Samad

Kompas.com - 14/01/2015, 13:10 WIB


MAKASSAR, KOMPAS.com
 — Peredaran foto adegan mesra Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad bersama seorang perempuan yang diduga Puteri Indonesia 2014, Elvira Devinamira Wirayanti, dinilai sebagai upaya serangan untuk menyudutkan Abraham Samad. (Baca: Samad Merasa Diserang lewat Peredaran Foto Mesra).

Kalau benar demikian, ini bukanlah serangan atau teror kali pertama bagi Samad. Sebelum memimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), saat masih berprofesi sebagai pengacara dan aktivis antikorupsi di Makassar, teror pun silih berganti diterima Samad dan keluarganya.

"Beliau sudah menganggap itu biasa," kata Abdul Mutallib, Koordinator Badan Pekerja Anti Corruption Committee (ACC) Sulawesi, Rabu (14/1/2015). Mutallib merupakan pengganti Abraham di ACC setelah Samad terpilih menjadi Ketua KPK pada 2011.

Salah satu teror dialami sejak Samad menjadi aktivis antikorupsi di Makassar. Indriana Kartika, istri Abraham Samad, dalam wawancara dengan Tribun Timur, 3 Desember 2011, bercerita, rumahnya selalu dilempari batu, teror telepon, dan dikirimi surat kaleng ancaman pembunuhan. Pernah juga ada yang mengirim bangkai.

Saat masih menyandang status sebagai aktivis organisasi antikorupsi, dia pernah memenjarakan bupati. Setelah memimpin KPK, lebih banyak lagi yang dijadikan tersangka, termasuk kepala wilayah daerah asalnya, mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin.

Sekarang, giliran calon kepala Polri, Komisaris Jenderal Budi Gunawan, diumumkan sebagai tersangka, Selasa (13/1/2014) kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi I Bakal Panggil Menkominfo jika PDN Masih Bermasalah

Komisi I Bakal Panggil Menkominfo jika PDN Masih Bermasalah

Nasional
Kumpulkan Pamen, KSAL Wanti-wanti Bahaya Utang Berlebih dan Kebiasaan Judi 'Online'

Kumpulkan Pamen, KSAL Wanti-wanti Bahaya Utang Berlebih dan Kebiasaan Judi "Online"

Nasional
KPK Akan Dalami Dugaan Aliran Dana SYL Ke Firli Bahuri

KPK Akan Dalami Dugaan Aliran Dana SYL Ke Firli Bahuri

Nasional
Saat Bamsoet Bicara soal Amendemen Berujung Diputus Langgar Kode Etik...

Saat Bamsoet Bicara soal Amendemen Berujung Diputus Langgar Kode Etik...

Nasional
Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Divonis 9 Tahun Penjara

Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Divonis 9 Tahun Penjara

Nasional
Sri Mulyani Bakal Cek Aturan Bea Masuk Kain Usai RI Kebanjiran Tekstil Impor

Sri Mulyani Bakal Cek Aturan Bea Masuk Kain Usai RI Kebanjiran Tekstil Impor

Nasional
Golkar Optimistis Bisa Koalisi dengan Gerindra di Pilkada Jakarta, Calonnya Masih Dibahas

Golkar Optimistis Bisa Koalisi dengan Gerindra di Pilkada Jakarta, Calonnya Masih Dibahas

Nasional
Mendagri Buka Suara Pj Gubernur NTB Diganti Pensiunan Jenderal TNI

Mendagri Buka Suara Pj Gubernur NTB Diganti Pensiunan Jenderal TNI

Nasional
PKB Buka Kans Koalisi dengan PDI-P, Sandingkan Marzuki-Risma di Pilkada Jatim

PKB Buka Kans Koalisi dengan PDI-P, Sandingkan Marzuki-Risma di Pilkada Jatim

Nasional
Benny Harman: Belum Ada Rekomendasi Untuk Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

Benny Harman: Belum Ada Rekomendasi Untuk Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

Nasional
Sudah 6 Pj Kepala Daerah Mundur karena Hendak Maju Pilkada 2024

Sudah 6 Pj Kepala Daerah Mundur karena Hendak Maju Pilkada 2024

Nasional
Didakwa Korupsi Rp 44,5 Miliar, SYL Pamer Kementan Kontribusi Rp 15 Triliun ke Negara

Didakwa Korupsi Rp 44,5 Miliar, SYL Pamer Kementan Kontribusi Rp 15 Triliun ke Negara

Nasional
Menperin Bakal Pelajari Isu Sritex Bangkrut

Menperin Bakal Pelajari Isu Sritex Bangkrut

Nasional
Usung Sohibul Iman Jadi Bakal Cagub, PKS Tegaskan Partai Pemenang Pileg di Jakarta

Usung Sohibul Iman Jadi Bakal Cagub, PKS Tegaskan Partai Pemenang Pileg di Jakarta

Nasional
KPAI Desak Polisi Transparan Dalam Kasus Kematian Pelajar 13 Tahun di Padang

KPAI Desak Polisi Transparan Dalam Kasus Kematian Pelajar 13 Tahun di Padang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com