Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Lokal Bilang Manusia Perahu Kerap Meminta Paksa Perbekalan

Kompas.com - 26/11/2014, 17:12 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

BERAU, KOMPAS.com — Keberadaan nelayan asal Malaysia yang disebut manusia perahu di kawasan Derawan, Berau, Kalimantan Timur, membuat nelayan lokal takut. Para manusia perahu itu disebut sering memaksa meminta makanan para nelayan saat sama-sama di tengah laut.

"Mereka sering datangi kapal kami, minta apa saja, beras, minta air. Kalau enggak dikasih, ya maksa," ujar Bahri, seorang nelayan di Pulau Derawan, Rabu (26/11/2014). Dia dan para nelayan lokal lain mengaku kerap tidak bisa berbuat banyak dan memberikan apa yang diminta itu karena kalah jumlah orang di kapal.

"Mereka kan kalau melaut itu bisa belasan orang. Laki-lakinya saja sudah berapa, meski ada anak-anak. Kami takut diapa-apain kan kalau tidak kasih," lanjut Bahri.

Bahri bertutur pula bahwa para manusia perahu tersebut kerap mengambil ikan dengan cara yang tak sesuai ketentuan. Perairan Derawan ini adalah wilayah konservasi laut, dengan pembagian zona yang diizinkan diambil ikannya dan ada yang menjadi zona larangan. Aturan soal inilah yang sering dilanggar para manusia perahu itu.

"Makanya, hasil tangkapan kami makin ke sini makin sedikit karena wilayah yang jadi titik ikan bertelur, beranak, sudah dirusak nelayan asing itu," lanjut Bahri. Dia yang juga menjadi ketua kampung di Pulau Derawan berharap persoalan tersebut jadi prioritas pemerintah pusat.

Bahri berharap tidak ada lagi nelayan asing yang bisa sesuka hati masuk perairan Indonesia dan menjarah hasil lautnya. Saat ini, 544 manusia perahu ditampung di tenda Kampung Tanjung Batu, Berau, setelah ditangkap satuan keamanan laut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama TNI dan Polri.

Para manusia perahu ini adalah warga suku Bajo dari Samporna, Malaysia, dan Filipina. Pemerintah Indonesia menganggap mereka mencuri hasil laut Indonesia untuk dijual ke negara lain berdasarkan bukti-bukti yang ada. Rencananya, mereka akan dikembalikan ke asalnya dan sedang dalam proses koordinasi dengan kementerian lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com