Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Jokowi-JK Kritik "TV One" soal Survei Palsu Gallup

Kompas.com - 25/06/2014, 16:56 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Juru bicara tim pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Hasto Kristiyanto, mengkritik stasiun televisi TV One atas penyiaran hasil survei Gallup yang ada di situs CNN. Pasalnya, belakangan survei itu diketahui adalah survei palsu.

"Yang menjadi persoalan, pembohongan publik ini telah disiarkan secara besar-besaran oleh TV One yang dikenal sebagai televisi yang lebih berpihak ke Prabowo," kata Hasto melalui siaran pers, Rabu (25/6/2014).

Sebagai media nasional, menurut Hasto, TV One seharusnya melakukan pengecekan ulang terhadap suatu berita. Dengan begitu, tidak akan tersiar informasi yang menyesatkan masyarakat. (baca: Kisah Survei Palsu di "CNN" yang Menangkan Prabowo)

"Semua pihak, khususnya institusi penyiaran seperti TV One harus lebih berhati-hati, dan kepada Komisi Penyiaran Indonesia diminta untuk lebih proaktif mengambil tindakan teguran terhadap mereka yang mengabaikan prinsip keadilan dan pemberitaan yang berimbang," ujarnya.

Selain menyoroti TV One, Hasto juga mengkritik politisi Partai Gerindra, Pius Lustrilanang, yang juga menggembar-gemborkan survei itu di media sosial. Sama dengan TV One, menurut Hasto, Pius tidak berhati-hati dalam menyebarkan informasi kepada publik.

Sebelumnya, tulisan di situs berita CNN menjadi pembicaraan di media sosial. Tulisan itu mengabarkan soal survei yang memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa atas pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Judul tulisannya "Indonesia Predict Prabowo Will Be Next Indonesian President". Tulisan itu menyebutkan, survei dilakukan oleh Gallup Indonesia. Hasilnya, 52 persen masyarakat Indonesia memperkirakan Prabowo akan menang, sementara yang memilih Jokowi 41 persen. Disebutkan, survei Gallup Indonesia dilakukan pada 10-21 Juni 2014.

Tulisan itu lalu disiarkan TV One pada Selasa (24/6/2014) malam. Belakangan diketahui tulisan itu gubahan atas artikel Lydia Saad yang pernah diterbitkan Gallup pada 16 Juni 2008. Sesungguhnya, tulisan survei Gallup palsu itu bukanlah artikel atau laporan yang diterbitkan CNN, melainkan tulisan yang ditulis oleh pembaca di laman iReport.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com