"Kami menjadi korban kampanye hitam. Pak Jokowi diisukan sebagai seorang non-Muslim, Tiongkok, dan sebagainya," kata Abdul dalam diskusi polemik bertajuk 45 Hari Mengejar Suara Rakyat di Jakarta, Sabtu (24/5/2014).
Ia menyampaikan, praktik kampanye hitam memberikan pengaruh yang buruk bagi masyarakat dalam menentukan pilihan pasangan capres-cawapres yang dianggap tepat. Untuk itu, ia mengingatkan semua pihak agar dapat saling mengawasi seluruh tahapan pemilu yang akan berlangsung.
"Kami tidak setuju dengan pelaksanaan kampanye hitam," ujarnya.
Karier politik Jokowi memang selalu diiringi kampanye hitam. Saat menjadi Wali Kota Solo, ada pihak yang menuding Jokowi tidak terlibat dalam penertiban pedagang kaki lima di beberapa pasar. Pekerjaan itu disebut dikerjakan oleh wakilnya.
Ketika maju dalam Pilkada DKI Jakarta, Jokowi juga sempat disebut-sebut menerima uang dari Vatikan untuk membangun banyak gereja di Jakarta.
Jelang pilpres kali ini, Jokowi juga tak lepas dari tudingan tanpa dasar. Beberapa waktu lalu di Facebook dan Twitter, beredar gambar ucapan dukacita untuk Ir Herbertus Joko Widodo. Ada foto Jokowi di gambar tersebut. Bentuk gambar tersebut berupa iklan pengumuman kematian yang sering dimuat di surat kabar.
Menanggapi hal itu, Jokowi mengaku sudah biasa diserang kampanye hitam. Namun, diakuinya, "RIP Jokowi" adalah bentuk kampanye hitam yang paling membuatnya kesal.
"Ya itu, yang paling menyakitkan menurut saya," ujar Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.