Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Dicurangi, Eva Sundari Pesimistis Lolos ke DPR Lagi

Kompas.com - 17/04/2014, 16:48 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Anggota Komisi III DPR RI, Eva Kusuma Sundari, pesimistis bakal terpilih sebagai calon legislatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di daerah pemilihan VI Jawa Timur. Dia merasa dicurangi karena banyak praktik politik uang dan serangan fajar yang terjadi menjelang hari pencoblosan.

Eva mengaku telah mengeluarkan uang sebesar Rp 1,5 miliar untuk dana kampanye. Dana itu digunakan untuk memberi sumbangan sosial, membuat kaus, menyelenggarakan pertemuan, membentuk tim sukses, dan membiayai pemasangan baliho. Selain itu, dana dipakai pula untuk kegiatan turun ke pelosok kota dan kabupaten di daerah pemilihannya untuk menyosialisasikan visi misi Eva. "Anak-anak (caleg) yang lain habis Rp 4 miliar, Rp 6 miliar," ujar Eva saat dihubungi, Kamis (17/4/2014).

Menurut Eva, banyak caleg yang tidak mau turun ke daerah pemilihan, tetapi justru memperoleh banyak suara dalam pileg. Eva mengatakan, banyak caleg mengeluarkan modal besar dan memberi "amplop" kepada masyarakat, sementara dia tidak seperti itu.

"Kalau enggak ada serangan fajar, aku menang. Kalau enggak ada amplop, ya kalah," ujarnya.

Eva mengklaim sudah mendapatkan banyak bukti adanya praktik politik uang tersebut. Jika nantinya benar-benar kalah dalam pileg, Eva tidak akan merasa kecewa dan menganggap wajar kekalahan dalam berkompetisi.

Namun, Eva menyayangkan sistem politik yang dianut saat ini. Menurutnya, sistem politik sekarang ditentukan oleh suara terbanyak memicu pertarungan antar-individu, baik secara vertikal maupun horizontal. Ini yang membuat banyak caleg menggunakan berbagai cara curang untuk menang. "Sistem sekarang seperti gladiator, saling bersaing antarpersonal," ujar Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com