Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Mega Masih Punya Keinginan "Nyapres"

Kompas.com - 16/12/2013, 07:56 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti senior Founding Fathers House (FFH), Dian Permata, menilai, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri masih memiliki keinginan untuk maju sebagai calon presiden 2014-2019. Menurutnya, hal itu terlihat dari langkah politik yang diambil Mega.

Dian menjelaskan, hal pertama yang menyiratkan keinginan Mega maju adalah ketika berulang kali mengatakan bahwa PDI Perjuangan baru akan menetapkan capres setelah pemilihan legislatif. Hal tersebut dianggap Dian untuk membuka peluang bagi siapa pun yang mampu, termasuk dirinya sendiri.

"Dilihat dari keinginan politiknya, Mega memang terlihat masih punya hasrat untuk maju kembali menjadi capres di Pilpres 2014," kata Dian, di Jakarta, Senin (16/12/2013).

Keinginan tersebut, kata Dian, tak bisa dilepaskan dari sejumlah alasan, di antaranya karena Mega tidak pernah merasa menjadi presiden pemenang pemilu.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri (dua kanan) berfoto bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (dua kiri) dan Ketua Panitia Rakernas III PDIP Puan Maharani (kanan) usai mengikuti acara penutupan di Ancol, Jakarta, Minggu (8/9/2013). Jokowi yang merupakan kader PDI Perjuangan tersebuyt digadang-gadang akan menjadi calon presiden dari PDI Perjuangan dalam pilpres 2014 mendatang.
"Ia hanya presiden warisan dari pemerintahan sebelumnya. Makanya, Mega tampil di Pilpres 2004 dan Pilpres 2009," ujarnya.  

Selain itu, kata Dian, dari gesture politiknya, Mega tengah berada di masa paling dewasa dalam berpolitik. Indikatornya adalah keputusannya dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Di Jawa Tengah, publik sempat memprediksi jika tiket akan diberikan PDI Perjuangan pada Rustriningsih (Wakil Gubernur Jawa Tengah saat itu). Namun, seperti akrobat politik, Mega membalikkan semua prediksi dan perkiraan banyak orang karena akhirnya dia memilih Ganjar Pranowo untuk bertarung di daerah tersebut. Keputusan Mega di Pilgub Jawa Tengah dianggap sebagai akrobat politik karena waktu itu elektabilitas Ganjar tidak meyakinkan. Tetapi, intuisi politik membuktikan lain. Ganjar menang di pilgub tersebut.

"Sama halnya saat Rieke Diah Pitaloka maju di Pilgub Jawa Barat, publik juga tak menyangka karena Rieke adalah orang relatif baru di kandang banteng," katanya.

Selanjutnya, Dian juga menanggapi seringnya Mega dan Joko Widodo (Jokowi) tampil bersama di depan publik. Meski mengundang banyak pertanyaan, tetapi hal-hal seperti itu akan sangat menguntungkan PDI Perjuangan. Keuntungan diperoleh PDI Perjuangan karena Jokowi berguna sebagai obat tawar terhadap kekurangan PDI Perjuangan, mmisalnya sebagai partai yang tak memiliki media massa dan ketiadaan capital politic karena menjadi oposisi di dua periode pemerintahan.

"Dan pesan terselubungnya juga ada, bahwa Jokowi milik moncong putih, bukan partai lain," katanya.

Dengan demikian, kata Dian, harapannya, publik akan tergerak memilih PDI Perjuangan. Bahkan, lebih jauh, suara pemilih juga akan tersedot untuk capres yang diusung PDI Perjuangan pada tahun depan.

Seperti diketahui, PDI Perjuangan menyerahkan keputusan soal capres kepada Megawati. Mega masih mendapat dukungan dari internal, dan masuk dalam salah satu skenario capres PDI Perjuangan. Namun, Mega belum juga memberikan keputusan dan masih menunggu hasil pileg nanti diketahui. Sesuai dengan hasil Rakernas III PDI Perjuangan, Mega diminta memutuskan capres itu sesuai dengan kesiapan internal partai dan kondisi politik terkini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utarakan Idenya Bareng Maruarar Sirait, Bamsoet: Kami Siapkan Gagasan Rekonsiliasi Nasional Pertemukan Paslon 01, 02 dan 03

Utarakan Idenya Bareng Maruarar Sirait, Bamsoet: Kami Siapkan Gagasan Rekonsiliasi Nasional Pertemukan Paslon 01, 02 dan 03

Nasional
Bamsoet Goda Maruarar Sirait, Qodari, dan Anas Urbaningrum Masuk Golkar

Bamsoet Goda Maruarar Sirait, Qodari, dan Anas Urbaningrum Masuk Golkar

Nasional
Pemerintah Diminta Ambil Kendali Penetapan UKT PTN

Pemerintah Diminta Ambil Kendali Penetapan UKT PTN

Nasional
Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Nasional
Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Nasional
APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

Nasional
Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Nasional
Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com