Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daripada Diundur, PAN Usulkan KPU Buat Daftar Susulan

Kompas.com - 04/11/2013, 17:37 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Partai Amanat Nasional prihatin dengan ketidakcocokan data pemilih yang dimiliki Komisi Pemilihan Umum dengan data milik Kementerian Dalam Negeri. Namun, Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Wibowo menyatakan partainya tetap mendukung penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) lantaran menunda penetapan DPT akan menimbulkan dampak yang jauh lebih merugikan. Untuk memperbaiki DPT, PAN mengusulkan agar adanya daftar susulan.

“Untuk daftar pemilih yang masih bermasalah, bisa dicarikan solusi seperti daftar susulan. Namun memang solusi ini harus dilakukan setransparan mungkin, terbuka untuk semua parpol,” ujar Dradjad saat dihubungi Senin (4/11/2013).

Dradjad menekankan transparansi itu penting untuk menjamin validnya data yang dimiliki KPU. Sekecil apa pun ketidaktransparansi yang dilakukan KPU, kata Dradjad, akan mempengaruhi kredibilitas pemilu. Partai politik akan curiga terjadi kecurangan yang menguntungkan partai politik tertentu.

Menurut Dradjad, PAN menilai persoalan DPT ini cukup krusial lantaran data bermasalah yang terakhir terdata mencapai 10,4 juta. Hal ini, sebutnya, menunjukkan persoalan yang besar sekali dalam sistem registrasi kependudukan dan pemilih di Indonesia.

“Kalau di negara maju, menteri yang bertanggung jawab terhadap hal tersebut sudah mundur,” kata politisi yang juga ekonom ini.

Meski demikian, Dradjad menuturkan PAN tidak mendesak KPU untuk memundurkan jadwal penetapan DPT karena akan menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar. Tahapan pemilu, lanjutnya, bisa molor dengan risiko penundaan penetapan Presiden dan DPR terpilih.

“Penundaan DPT mempunyai risiko konstitusional yang besar sekali. Oleh karena itu, kami memilih the lesser between two evils, mana yang mudhorotnya lebih kecil, sambil mencari solusinya. Penetapan DPT hari ini memiliki mudhorot yang lebih kecil,” ucap Dradjad.

KPU bersikeras menetapkan DPT sesuai dengan jadwal yang disepakati terdahulu, yaitu Senin (4/11/2013). Sikap tersebut diambil meski masih banyak tuntutan penetapan DPT dari DPR dan partai politik.

Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay mengatakan, pihaknya tidak menyangkal bahwa masih ada persoalan terkait nomor induk kependudukan (NIK). Soal pemberian NIK kepada pemilih tersebut, kata Hadar, akan diputuskan berdasarkan konsultasi dengan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dan Kementerian Dalam Negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com