Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guruh Sebut PDI-P Tak Punya Capres, Apa Komentar Puan?

Kompas.com - 25/10/2013, 16:43 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Fraksi PDI Perjuangan Puan Maharani menolak menanggapi pernyataan Guruh Soekarnoputra yang menyatakan PDI Perjuangan tak memiliki figur pas untuk menjadi calon presiden pada 2014. Bagi Puan, apa yang dikatakan Guruh hanya pernyataan pribadi.

Puan menjelaskan, saat ini ada beberapa nama yang dikaitkan sebagai bakal calon presiden dari PDI Perjuangan. Akan tetapi, semuanya masih sebatas wacana dan keputusan penetapannya mutlak menjadi wewenang Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Itu kan pernyataan pribadi. Sampai sekarang PDI-P belum memutuskan siapa yang akan maju," kata Puan di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (25/10/2013).

Puan menegaskan, semua pihak berhak memberikan pendapat terkait bakal calon presiden PDI Perjuangan. Yang pasti, kata Puan, partainya masih terus melakukan pemetaan dan fokus dalam pemenangan pemilihan umum legislatif pada 2014.

"Mau layak tidak layak, pantas tidak pantas, itu belum diputuskan," tandasnya.

Sebelumnya, Guruh menilai, kader PDI-P yang kini menjabat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) belum layak menjadi calon presiden. Menurutnya, Jokowi masih harus banyak belajar dan menyelesaikan tugasnya sebagai pemimpin Ibu Kota.

Ia mengaku menyatakan hal itu secara pribadi dan bukan atas nama partai atau pengaruh pihak mana pun. Guruh menyampaikan, untuk menjadi presiden, seseorang harus memiliki wawasan luas. Hal ini tak sebatas permasalahan di dalam negeri, tetapi juga permasalahan internasional. Dalam hal ini, menurut Guruh, Jokowi belum menguasainya.

Saat diminta tanggapan mengenai tingginya elektabilitas Jokowi sebagai kandidat calon presiden, Guruh mengatakan, hal itu lebih karena dipengaruhi oleh pemberitaan mengenai Jokowi yang masif di media massa. Masyarakat dianggapnya belum cerdas secara politik sehingga dengan mudah menjatuhkan pilihan pada figur yang muncul di media massa.

Putra bungsu Presiden Soekarno ini sempat mengatakan bahwa saat ini tak ada sosok yang cocok untuk maju sebagai calon presiden. Bahkan dari internal PDI Perjuangan juga tidak ada figur yang dianggapnya layak menjadi calon presiden.

Ketika ditanya tentang kakaknya, Megawati Soekarnoputri, yang termasuk salah satu kandidat kuat capres, menurut Guruh, ia sebaiknya tak lagi mencalonkan diri. Masanya sudah lewat.

Sementara itu, Guruh menilai Puan masih terlalu muda dan belum memiliki modal serta pengalaman yang cukup. Bagaimana dengan putra Megawati, Prananda Prabowo? Guruh mengaku belum mendengar adanya rencana PDI Perjuangan mengusung Prananda pada 2014.

Guruh juga mengungkapkan, tak ada keharusan bagi PDI Perjuangan untuk mengusung calon presiden dari keturunan Soekarno. Untuk menjadi pemimpin, katanya, tak ada kaitan dengan faktor keturunan. "Sudah bukan zamannya lagi buat dia. Saya ini kan yang paling mengerti Ibu Mega," kata Guruh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Nasional
Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com