Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Ini, Nazaruddin Tuding Anas Terima Suap untuk "Nyapres"

Kompas.com - 29/08/2013, 15:43 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin kembali menuding mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menerima fee dari proyek-proyek pemerintah. Kali ini, Nazar menyebut dana hasil bermain proyek itu akan digunakan Anas untuk membiayai pencalonan dirinya sebagai Presiden 2014, selain memenangi kursi ketua umum partai dalam Kongres Demokrat 2010.

"Biayanya hampir Rp 300 miliar lebih," kata Nazaruddin di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Kamis (29/8/2013), seusai diperiksa sebagai saksi Hambalang maupun sebagai tersangka kasus dugaan pencucian uang pembelian saham perdana PT Garuda Indonesia.

Menurut Nazaruddin, ihwal sumber dana pemenangan Anas ini sudah ditanyakan penyidik KPK kepadanya selama pemeriksaan. Nazaruddin mengaku sudah menjelaskan ke penyidik KPK dari proyek mana saja uang tersebut didapatkan Anas.

"Saya bilang, salah satunya Hambalang. Baru dijelaskan siapa yang terlibat di proyek Hambalang, yang akhir," katanya.

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.

Nazaruddin melanjutkan, ada sejumlah pihak yang aktif mengegolkan proyek Hambalang. Untuk di Kemenpora, katanya, proyek ini diatur mantan Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam. Kemudian di DPR, lanjutnya, proyek ini dikendalikan Anas dengan dibantu sejumlah anggota Komisi X DPR.

"Komisi X di pimpinan itu yang aktif betul mengendalikan yang selalu men-deal-kan berapa persentasenya itu Rully Azwar, Mahyudin, Herry Ahmadi. Di pimpinan koordinator anggaran, yang langsung komunikasi dengan banggar besarnya siapa? Itu Angelina Sondakh, Wayan Koster, Kahar, itu yang mengendalikan, terus pimpinan banggarnya yang menyetel supaya anggaran itu turun ke program Hambalang ada Olly Dondo, Mirwan Amir," tuturnya.

Selain proyek Hambalang, Nazaruddin menuding Anas menerima uang dari proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP), proyek pembangkit listrik tenaga uap, dan proyek simulator ujian surat izin mengemudi (SIM). Nazaruddin menyebut Anas dan anggota DPR Setya Novanto yang mengendalikan penuh proyek tersebut.

"Siapa pelaksananya? Ada saya, Andi Saptinus, terus siapa saja yang terlibat di Komisi DPR-nya? pimpinan Komisi II, nama-namanya tanya ke penyidik KPK biar lebih jelas," tambah Nazaruddin.

Bukan hanya itu, terpidana kasus suap wisma atlet SEA Games ini pun menyebut keterlibatan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dalam proyek e-KTP.

"Ada Mendagri-nya, lewat siapa menerimanya, ada yang diterima ditransfer, ada yang ke sekjennya, ada yang ke PPK-nya. Semua dijelaskan secara detail," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Bakal Cek Aturan Bea Masuk Kain Usai RI Kebanjiran Tekstil Impor

Sri Mulyani Bakal Cek Aturan Bea Masuk Kain Usai RI Kebanjiran Tekstil Impor

Nasional
Golkar Optimistis Bisa Koalisi dengan Gerindra di Pilkada Jakarta, Calonnya Masih Dibahas

Golkar Optimistis Bisa Koalisi dengan Gerindra di Pilkada Jakarta, Calonnya Masih Dibahas

Nasional
Mendagri Buka Suara Pj Gubernur NTB Diganti Pensiunan Jenderal TNI

Mendagri Buka Suara Pj Gubernur NTB Diganti Pensiunan Jenderal TNI

Nasional
PKB Buka Kans Koalisi dengan PDI-P, Sandingkan Marzuki-Risma di Pilkada Jatim

PKB Buka Kans Koalisi dengan PDI-P, Sandingkan Marzuki-Risma di Pilkada Jatim

Nasional
Benny Harman: Belum Ada Rekomendasi Untuk Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

Benny Harman: Belum Ada Rekomendasi Untuk Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

Nasional
Sudah 6 Pj Kepala Daerah Mundur karena Hendak Maju Pilkada 2024

Sudah 6 Pj Kepala Daerah Mundur karena Hendak Maju Pilkada 2024

Nasional
Didakwa Korupsi Rp 44,5 Miliar, SYL Pamer Kementan Kontribusi Rp 15 Triliun ke Negara

Didakwa Korupsi Rp 44,5 Miliar, SYL Pamer Kementan Kontribusi Rp 15 Triliun ke Negara

Nasional
Menperin Bakal Pelajari Isu Sritex Bangkrut

Menperin Bakal Pelajari Isu Sritex Bangkrut

Nasional
Usung Sohibul Iman Jadi Bakal Cagub, PKS Tegaskan Partai Pemenang Pileg di Jakarta

Usung Sohibul Iman Jadi Bakal Cagub, PKS Tegaskan Partai Pemenang Pileg di Jakarta

Nasional
KPAI Desak Polisi Transparan Dalam Kasus Kematian Pelajar 13 Tahun di Padang

KPAI Desak Polisi Transparan Dalam Kasus Kematian Pelajar 13 Tahun di Padang

Nasional
Rotasi Pj Gubernur, Mendagri Bantah Presiden Cawe-cawe Pilkada 2024

Rotasi Pj Gubernur, Mendagri Bantah Presiden Cawe-cawe Pilkada 2024

Nasional
PDN Diserang 'Ransomware', Komisi I Ingatkan Pentingnya Peningkatan Keamanan Siber

PDN Diserang "Ransomware", Komisi I Ingatkan Pentingnya Peningkatan Keamanan Siber

Nasional
PKS Jagokan Sohibul Iman di Jakarta, Airlangga Ingatkan Pilkada Butuh Koalisi

PKS Jagokan Sohibul Iman di Jakarta, Airlangga Ingatkan Pilkada Butuh Koalisi

Nasional
Staf Airlangga Jadi Pj Gubernur Sumsel, Mendagri: Kami Ingin Beri Pengalaman

Staf Airlangga Jadi Pj Gubernur Sumsel, Mendagri: Kami Ingin Beri Pengalaman

Nasional
Tanggapi Putusan MA, Mendagri: Pelantikan Kepala Daerah Tidak Perlu Serentak

Tanggapi Putusan MA, Mendagri: Pelantikan Kepala Daerah Tidak Perlu Serentak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com