Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Coret 8 Bacaleg DPR

Kompas.com - 29/07/2013, 20:10 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan delapan bakal calon anggota legislatif (bacaleg) pusat harus diganti dari daftar caleg sementara (DCS) DPR. Pencoretan itu dilakukan berdasarkan klarifikasi atas tanggapan masyarakat terhadap DCS DPR.

Ke-8 bacaleg itu terdiri satu orang dari Partai Kebangkitan Bangsa, dua orang dari Partai Amanat Nasional, satu orang dari Partai Golkar, dua orang dari Partai Persatuan Pembangunan dan dua orang dari Partai Hati Nurani Rakyat.

“Sebetulnya tidak banyak bacaleg yang harus diganti. Secara total ada delapan yang kami nyatakan tidak memenuhi syarat. Delapan orang itu tersebar di lima partai,” ungkap Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay di Jakarta, Senin (29/7/2013).

Ia menjelaskan, delapan orang tersebut dinyatakan tidak memenuhi syarat karena tersangkut kasus pidana dengan ancaman lima tahun penjara atau lebih dan sudah dinyatakan berkekuatan hukum tetap. Alasan lainnya, kata dia, karena masih terdaftar di partai politik (parpol) lain yang tidak mengusungnya atau yang bukan peserta Pemilu 2014.

“Ada calon yang masih terdaftar di parpol lain, jadi kami (KPU) coret dia,” jelasnya.

Hadar mengatakan, pihaknya telah menyurati parpol yang bersangkutan untuk mengajukan pengganti bacaleg tersebut. Menurutnya, pengajuan pengganti dilakukan hingga Kamis, 1 Agustus 2013 mendatang. “Nama-nama pengganti itu lalu kami verifikasi pada 2 hingga 8 Agustus 2013,” ungkapnya.

Ia mengingatkan parpol untuk teliti dalam mengajukan calon. Pasalnya, lanjut dia, KPU tidak lagi memberi kesempatan perbaikan administrasi. “Syarat administrasi harus benar-benar lengkap. Jangan sampai ada yang salah atau kurang lagi. Karena, kali ini tidak ada kesempatan perbaikan lagi. Kalau salah, langsung kami coret,” pungkas Hadar.

Disampaikannya, jika dicoret, komposisi bacaleg bisa saja terpengaruh. Artinya, kata dia, bisa jadi hal itu juga berpengaruh pada daerah pemilihan (dapil) yang bersangkutan. “Kalau ternyata yang dicoret perempuan, dan tidak memenuhi kuota 30 persen, ya hilang sudah dapilnya,” jelasnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com