Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Finger Print Tak Berguna, Praktik Curang Politisi Berlanjut

Kompas.com - 13/12/2012, 18:29 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak efektifnya sistem presensi finger print ketika rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat membuat kecurangan yang dilakukan oknum anggota Dewan masih terjadi. Mereka hanya menandatangani presensi manual, namun tak tampak di ruang rapat.

Hal itu terlihat di rapat paripurna hari ini, Kamis (13/12/2012). Rapat baru dimulai pukul 10.45 WIB, atau terlambat 45 menit dari jadwal. Ketika membuka rapat, Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan selaku pimpinan rapat menyebut daftar hadir telah ditandatangani 283 dari 560 anggota Dewan, atau telah mencapai korum.

Disebut Taufik, politisi Fraksi Demokrat yang hadir sebanyak 85 dari 148 anggota, F-Golkar 53 dari 106 anggota, F-PDIP 45 dari 94 anggota, F-PKS 30 dari 57 anggota, F-PAN 17 dari 46 anggota, F-PPP 18 dari 36 anggota, F-PKB 12 dari 28 anggota, F-Gerindra 15 dari 26 anggota, dan F-Hanura 8 dari 17 anggota. "Alhamdullilah telah tercapai korum," kata Taufik.

Namun, kenyataannya tidak seperti yang disebutkan. Perhitungan Kompas.com ketika awal rapat, hanya ada 171 anggota Dewan di ruang rapat. Selama rapat, satu persatu anggota Dewan meninggalkan ruang rapat.

Rapat itu membahas rancangan undang-undang yang bakal masuk ke program legislasi nasional (prolegnas) 2013 . Rapat sempat diskors untuk dilakukan lobi setelah banyak protes terkait masuknya RUU Pertembakauan ke dalam Prolegnas 2013. Ketika masuk kembali sekitar pukul 13.00 WIB, tak sampai 50 anggota Dewan yang kembali ke ruangan.

Sebenarnya, selain presensi manual dengan menandatangani daftar hadir yang ditaruh di luar ruang rapat, anggota Dewan juga harus melakukan presensi finger print yang dipasang di dalam ruang rapat. Alat itu baru terpasang awal Oktober 2012 .

Praktiknya, setelah presensi, mereka meninggalkan ruangan. Adapula praktik curang dengan meminta staf ahli atau asisten pribadinya untuk menandatangani presensi. Celakanya, presensi manual yang sebagian dimanipulasi itu yang dipakai untuk melihat korum tidaknya rapat.

Ketika dikonfirmasi mengapa data presensi finger print tidak dipakai, Kepala Biro Humas dan Pemeritaan Sekretariat Jenderal DPR Djaka Dwi Winarko, menjawab, "masih ada beberapa yang error sehingga perlu dilakukan pemeriksaan teknis."

Baca juga:
'Finger Print' Tak Efektif, 268 Anggota DPR Tetap Bolos Rapat
Beginilah Ketika Wakil Rakyat Menggerutu...

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com