JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menerima laporan terkait bentrokan antara enam anggota TNI AD Batalyon Infanteri 221 Gorontalo dan dua anggota Brimob Kepolisian Daerah Gorontalo—yang terluka akibat pertikaian—Minggu (22/4/2012) dini hari, di Gorontalo. Presiden menginstruksikan Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono untuk menuntaskan bentrok ini.
"Kalau terbukti ada unsur kriminal atau ada motif-motif tertentu harus diungkap," kata Julian, singkat, kepada para wartawan di Bina Graha, Jakarta, Senin (23/4/2012).
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi III DPR Nasir Djamil mendesak Kapolri dan Panglima TNI untuk mengevaluasi kinerja pimpinan Kostrad dan Brimob di wilayah Gorontalo terkait bentrokan antarkedua pihak itu.
"Jika ada kelalaian, segera dicopot," katanya, melalui pesan singkat, Senin (23/4/2012). Nasir mengatakan, bentrokan itu sangat disayangkan lantaran telah memberikan pembelajaran negatif kepada masyarakat bahwa masalah dapat diselesaikan dengan kekerasan. "Komisi III meminta agar kasus bentrokan ini ditangani secara serius," kata dia.
Kepala Kepolisian Resor Gorontalo Ajun Komisaris Besar Djoko Djohartono menjelaskan, kejadian ini bermula saat dua anggota Brimob bernama Brigadir Kepala Asrul Sani dan Brigadir Satu Saripudin berpatroli secara rutin menggunakan truk Brimob pada hari Minggu sekitar pukul 03.00 Wita. Saat melintas di depan Kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Gorontalo di Jalan Ade Irma Nasution, mereka dilempari batu oleh sekelompok orang tidak dikenal yang diperkirakan berjumlah 12 orang.
"Kedua personel Brimob yang dilempari batu terluka di bagian kepala. Saat mereka hendak ke rumah sakit untuk berobat, juga masih dikejar oleh sekelompok orang tersebut. Keduanya lantas melaporkan persoalan itu ke Polres Gorontalo," kata Djoko.
Setelah melapor ke Polres Gorontalo, beberapa saat kemudian puluhan anggota Brimob bersenjata laras panjang langsung menyisir Jalan Ade Irma Nasution. Mereka menemukan sekelompok orang yang ternyata prajurit TNI AD Batalyon Infanteri 221. Saat itulah langsung terjadi bentrokan, dan saling tembak.
Dari pihak TNI, keempat korban tembak adalah Prajurit Dua (Prada) Apriadi di bagian punggung, Prada Firman di bagian tangan kiri, Prada Yanris di bagian mata kaki sebelah kanan, dan Prada Tiflif di bagian paha kanan. Adapun dua anggota TNI lainnya, yakni Prada Rahim dan Prada Adrian, terluka akibat sabetan pedang di bagian lengan dan pelipis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.