Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Konflik Ulama Jangan Bodohi Umat

Kompas.com - 23/05/2011, 19:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Konflik yang menimbulkan korban nyawa yang terjadi di makam Habib Hasan al-Hadad atau Mbah Priok memang memprihatinkan. Namun, konflik ini seharusnya tidak perlu terjadi jika para ulama melakukan dakwah yang benar dan tidak membodohi masyarakat.

Demikian antara lain pandangan yang muncul dalam diskusi bedah buku Kasus Mbah Priok - Studi Bayani wa Tahqiq terhadap Masalah Makam Eks TPU Dobo di Jakarta, Senin (23/5/2011), yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU). Bedah buku ini merupakan rangkaian acara Hari Lahir NU Ke-85.

Dalam sambutannya, Ketua LD PBNU KH Zakki Mubarak menegaskan, jika ada penyimpangan ajaran, kesalahannya ada pada ulama atau dai yang terlalu banyak dakwah di tingkat elite, bukan di tingkat bawah sehingga menyebabkan munculnya praktik-praktik penyimpangan seperti yang terjadi pada Mbah Priok. Praktik menyimpang itu antara lain tidak boleh memunggungi makam Mbah Priok dan anggapan adanya air zamzam Mbah Priok sama berkahnya dengan air zamzam Mekkah.

"Seharusnya, hal-hal seperti ini tidak terjadi apabila para ulama turun langsung ke wilayah sekitar makam dan memberikan pemahaman yang benar sehingga praktik menyimpang ini tidak terjadi lagi di kemudian hari," ujarnya.

Sejarawan JJ Rizal yang menjadi salah satu anggota tim penyusun buku mengatakan, ada anakronisme alias kekacauan dalam pengurutan waktu terkait dengan tahun kelahiran dan kematian. Disebutkan pengelola makam bahwa Habib Hasan dilahirkan tahun 1727 dan wafat 1756. Padahal, ia merupakan keturunan ketiga atau cicit dari Habib Hamis, Mufti Palembang yang lahir tahun 1750 dan wafat pada 19 Juli 1820.

"Bagaimana mungkin Habib Hasan bisa lebih tua dari kakek buyutnya. Fakta ini menjadi unsur yang makin meyakinkan betapa Habib Hasan al-Haddad lebih merupakan tokoh yang diidealisir, seakan-akan betul si tokoh penting dan berperanan serta ditransformasi sebagai kebenaran sejarah," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com