JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menegaskan, cuti bersama pada tanggal 3 Juni mendatang tak akan merugikan masyarakat. Pasalnya, penetapan cuti bersama yang berlaku bagi para pegawai negeri sipil tersebut telah diputuskan sekitar 10 hari sebelum cuti bersama.
"Tak akan merugikan (cuti bersama), sudah diumumkan tadi pagi," kata Agung kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (23/5/2011).
Cuti bersama ini, katanya, turut mengurangi hak cuti para pegawai negeri sipil (PNS). Menurut Agung, cuti bersama ini dapat membawa dampak positif, seperti mendorong kegiatan pariwisata.
Secara terpisah, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan menegaskan, pada tanggal 3 Juni, para petugas yang bekerja di bidang pelayanan publik tetap masuk, seperti yang berkaitan dengan rumah sakit, perhubungan, bandar udara, pelabuhan, dan petugas keamanan.
Penetapan cuti bersama dilakukan pemerintah pada hari ini. Seperti alasan yang pernah diungkapkan saat menetapkan cuti bersama 16 Mei, cuti bersama dinilai bisa mengefektifkan kerja.
"Sebagian pegawai negeri sipil tidak sepenuhnya memanfaatkan hak cuti tahunan, padahal cuti adalah momen untuk revitalisasi, rekreasi, dan penyegaran bagi pegawai dan keluarganya," kata Agung.
Sementara itu, pengamat politik dan kebijakan publik, Andrinof Chaniago, keputusan cuti bersama ini menunjukkan adanya mental birokrasi malas. Menurutnya, tak ada yang salah jika diterapkan bekerja di hari "terjepit".
"Ini menunjukkan birokrasi dan pejabat yang malas. Inginnya bermalas-malasan dan bersenang-senang. Cuti bersama tidak beralasan. Tidak ada salahnya bekerja di hari kejepit," kata Andrinof kepada Kompas.com, Senin (23/5/2011).
Apalagi, lanjut Andrinof, dunia usaha dan bidang pekerjaan lainnya tetap harus berjalan. "Dari segi produktivitas justru akan mengurangi. Memang dari segi waktu ditetapkan dan efektifnya ada waktu untuk mengondisikan itu. Pemerintah ingin membawa kita menjadi bangsa yang suka cuti daripada bangsa yang suka bekerja keras," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.