Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Yapto Mendapat Bom Buku?

Kompas.com - 23/03/2011, 16:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pembina Tim Pengacara Muslim (TPM) Mahendradatta mempertanyakan mengapa aktivis Pemuda Pancasila dan Ketua Partai Patriot, Yapto S Soerjosoemarno mendapat paket bom buku pada Selasa (15/3/2011) lalu. Padahal, menurut dia, selama ini Yapto  merupakan Muslim yang baik dan organisasinya tidak pernah bermusuhan dengan ormas tertentu.

”Kami melihat bahwa bom buku yang diarahkan pada Ulil mungkin saja, masih bisa direka-reka atau diduga-duga dikaitkan dengan paham Islam garis keras yang dituduh sebagai pelaku. Tetapi pada saat yang terima paket bom itu saudara Yapto, kami jadi bingung kenapa Yapto?” ujarnya.

”Sepanjang pengetahuan kami, Yapto tidak pernah ada gesekan dengan ormas Islam mana pun. Bahkan, kami yang sudah biasa menangani kasus teroris, tidak pernah dengar dibicarakan dalam agenda-agenda mereka (orang yang dianggap teroris) yang menyatakan membenci Yapto. Kami bingung apa agenda dan motif pelaku sebenarnya,” kata Mahendradatta dalam jumpa pers di kantor TPM, Rabu (23/03/2011).

Selain menjadi Muslim yang baik, menurut Mahendradatta, secara politis Yapto, yang juga seorang nasionalis dari Partai Patriot, tidak pernah bersinggungan dengan partai politik mana pun. Karena itu, mereka mempertanyakan mengapa paket bom buku ditujukan pada Yapto. Apalagi organisasi Yapto juga sangat menjunjung tinggi Pancasila.

”Saudara Yapto tidak pernah melakukan perbuatan yang diperangi kelompok Islam tertentu, seperti kemaksiatan, Ahmadiyah. Saudara Yapto baik dalam hal politik mana pun. Jadi ini menurut kami mencengangkan,” tuturnya.

Mahendradatta menilai, mungkin ada pihak-pihak yang menggunakan paket bom ini untuk memperkeruh suasana dan mengadu domba Yapto, yang notabene aktivis Pemuda Pancasila, dan ormas-ormas Islam. ”Kami tidak berani menduga-duga. Ini pertanyaan-pertanyaan publik dan kami sendiri. Kenapa Yapto jadi sasaran? Ini kemungkinan ditunggangi oleh orang-orang yang ingin mengadu domba,” ujar Mahendradatta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Nasional
    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Nasional
    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Nasional
    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Nasional
    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Nasional
    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Nasional
    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Nasional
    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Nasional
    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Nasional
    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Nasional
    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    Nasional
    Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

    Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

    Nasional
    Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Nasional
    Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

    Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

    Nasional
    Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

    Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com