Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KASUM Dukung Kasus Muchdi Dibuka Kembali

Kompas.com - 10/02/2010, 15:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Aktivis Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir (KASUM) Choirul Anam mendukung dibuka dan dibongkarnya kembali dugaan keterlibatan Muchdi Pr dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Munir. Ia mendukung temuan Tim Eksaminasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang menyatakan perlunya kasus dibuka kembali mengingat ada kejanggalan dalam proses penanganannya baik di tingkat penyelidikan, penyidikan, dan pengadilan hingga Mahkamah Agung (MA).

"Itu harus direspons positif oleh Jaksa Agung dan Kepolisian," ujar Choirul Anam, Rabu (10/2/2010) siang di sela-sela sidang UU Penodaan Agama di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK). Menurut Choirul, bisa tidaknya seseorang disidik dan diadili dua kali untuk satu kasus yang sama bisa diperdebatkan.

Menurut dia, pembukaan ulang kasus yang melibatkan Muchdi Pr tetap mungkin dilakukan jika elemen pembuktiannya berbeda. Ia mencontohkan, apabila dalam perkara sebelumnya ia disidik dan diadili sebagai orang yang menyuruh membunuh maka sekarang dapat disidik sebagai orang yang membunuh atau yang bertanggung jawab. Peran Muchdi menjadi berubah.

"Kalau dilakukan, ini tidak menyalahi. Dalam prinsip hukum yang lebih maju, misalnya, untuk kejahatan yang amat sangat sulit dan tidak mungkin bisa dibuktikan dengan tingkat pembuktian biasa atau karena situasi pengadilan tidak memungkinkan, maka diharapkan ada pengadilan yang independen. Maka itu bisa diadili ulang," ujar Choirul.

Dalam kasus Muchdi, kata Choirul, indikasi tersebut mungkin. Pertama karena pengadilan tidak kredibel, kedua peristiwa itu melibatkan suatu operasi intelijen yang belum pernah terjadi di Indonesia, terutama ketika konstruksi pembuktiannya berserak.

KASUM juga mendukung agar kasus Munir tersebut dimasukkan ke Pengadilan HAM. "Jadi rekomendasi Tim Eksaminasi Komnas HAM harusnya menjadi rekomendasi internal karena yang punya kewenangan untuk mengadili dalam konteks Pengadilan HAM berat adalah Komnas HAM," ujarnya.

Namun, kuasa hukum Muchdi Pr, Wirawan Adnan, menolak keras rencana pembukaan kasus tersebut. Menurut dia, apabila hal tersebut dilakukan justru terjadi pelanggaran HAM terhadap Muchdi. "Tidak ada dasar hukum untuk menyidik ulang. Tidak ada bukti baru yang ditemukan. Merupakan pelanggaran HAM kalau diadakan penyidikan ulang," kata dia.

Wirawan curiga, wacana membuka kembali kasus Muchdi ini mengemuka karena adanya dorongan asing. "Ini mungkin ada hubungannya dengan ekonomi dan investasi," kata Wirawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com