JAKARTA, KOMPAS.com - Eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengeklaim, sejumlah perjalanan dinas yang menggunakan dana dari pejabat Kementerian Pertanian (Kementan) RI dilakukan semata-mata untuk kepentingan negara.
Hal ini disampaikan SYL saat diberikan kesempatan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta untuk menyampaikan pertanyaan atau bantahan terhadap keterangan saksi yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Jaksa KPK menghadirkan empat pejabat Kementan menjadi saksi dalam sidang itu. Mereka adalah Direktur Perbenihan Perkebunan Kementan, Gunawan dan Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan (Ditjen PSP), Hermanto
Selanjutnya, Bendahara Pengeluaran Ditjen PSP Kementan, Puguh Hari Prabowo dan Kepala Sub Bagian (Kasubag) Tata Usaha dan Rumah Tangga (Rumga) Kementan, Lukman Irwanto.
"Kami beri kesempatan kepada terdakwa (SYL) untuk bertanya kepada saksi, silakan," kata Ketua Majelis Hakim Rianto Adam Pontoh dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (8/5/2024).
Baca juga: Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL
Dalam kesempatan itu, SYL meminta para saksi untuk tidak membela dirinya saat menjawab pertanyaan yang akan diberikan. Politikus Partai Nasdem ini meminta eks anak buahnya di Kementan itu untuk jujur menjawab apa yang akan ditanyakan.
"Pada kesempatan ini Yang Mulia, saya berharap dijawab dengan hati saja karena pertanyaanya juga ringan-ringan, jangan bela saya, saya tidak perlu dibela," kata SYL.
"Ini bekas anak-anak saya Pak, temen-temen JPU maafkan saya. Artinya jawab dengan sejujurnya saja, saya sudah siap dengan segalanya kok," ucap dia.
Selanjutnya, SYL pun mulai menyampaikan pertanyaan kepada empat saksi yang duduk di muka persidangan. Ia pun menyinggung keterangan saksi yang menyebutkan adanya dana dari pejabat Kementan yang digunakan untuk lawatan ke Brasil.
"Yang pertama, perjalanan ke Brasil itu, ini kan jauh banget, 34 jam. Kalian tahu enggak isinya apa? Yang perintah saya kan negara, Presiden, dan itu hasil keputusan ratas (rapat terbatas)," kata SYL.
Kepada para saksi, SYL menyebut bahwa harga pangan dunia saat itu tengah naik. Ia pun mengeklaim diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Menurut dia, kunjungan ke sejumlah negara dilakukan untuk menyelesaikan berbagai persoalan pangan yang akan berdampak pada jutaan rakyat Indonesia.
"Di sana itu ada enggak persoalan dalam negeri yang lagi tidak baik-baik, antara lain harga tempe, tahu, lagi naik. Jawab saya, lagi naik enggak ? Kira-kira itu jawaban saya, adik-adikku," kata SYL.
Baca juga: Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi
"Yang kedua, ada enggak persoalan dengan daging mulai naik karena terjadi el nino sehingga suplai dari Australia berkurang?" ucapnya melanjutkan.
Ia pun meminta izin kepada Majelis Hakim untuk sedikit menjelaskan persoalan pangan yang saat itu harus diselesaikan oleh Kementan.