Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinyal PKS Merapat ke Prabowo, Fahri Hamzah: Ketiadaan Pikiran dan Gagasan

Kompas.com - 30/04/2024, 15:46 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menganggap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak mempunyai gagasan terkait isu hendak bergabung ke koalisi presiden-wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Jadi menurut saya persoalan teman-teman PKS adalah persoalan dengan dirinya sendiri, yaitu tentang ketiadaan pikiran dan gagasan," kata Fahri seperti dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Selasa (30/4/2024).

Menurut Fahri, setelah gugatan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar terkait sengketa hasil Pilpres 2024 dinyatakan tidak mempunyai alasan hukum oleh Mahkamah Konstitusi (MK), PKS sebagai salah satu partai pengusung mulai mencari peluang buat masuk ke lingkaran kekuasaan.

Fahri menganggap upaya PKS berkomunikasi dengan Prabowo memperlihatkan mereka tidak mempunyai keteguhan gagasan buat menjadi oposisi.

Baca juga: Kegeraman Gelora soal Sinyal PKS Merapat ke Prabowo Dianggap Wajar


"Sehingga melompat saja kepada gagasan lain yang sederhananya adalah kekuasaan eksekutif harus dibagi, dan seolah-olah kekuasaan eksekutif itu adalah sumber daripada kemakmuran, pendapatan, sumber daya bagi partai, bisnis, perizinan dan sebagainya," ucap Fahri.

Fahri mengatakan, cara berpolitik secara oportunis seharusnya dihentikan karena dampaknya tidak baik bagi pemerintah.

"Saya kira hal ini harus kita setop karena kita ingin menegakkan presidensialisme yang dipimpin oleh seorang presiden yang dipilih oleh rakyat," ujar Fahri.

Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsyi menyatakan, PKS dan calon presiden terpilih Prabowo Subianto memiliki hubungan yang terjalin sejak lama.

Baca juga: PKS Harap Ada Komunikasi Lebih Maju dengan Gerindra

Menurut Aboe, hubungan baik tersebut membuat PKS tidak akan kesulitan apabila ingin bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran untuk lima tahun ke depan.

"Kita hubungan bagus, bayangin sekutu sampai segajah, mau seapa lagi? Langit dan bumi? Itu hubungan yang diomongin sama Prabowo dan kita sama Prabowo ini cukup lama hubungan jadi sudah enggak sulit," kata Aboe di Kantor DPP PKS, Jakarta, Sabtu (27/4/2024) pekan lalu.

Aboe mengatakan, memutuskan koalisi atau oposisi bukanlah hal berat bagi PKS karena sudah pernah berada di dalam maupun luar pemerintahan.

Menurut dia, posisi di dalam dan di luar pemerintahan sama-sama positif, tetapi PKS ingin berbuat lebih maksimal.

"Kita juga ingin berbuat lebih maksimal dan kita siap menyiapkan kader-kader PKS yang maksimal, yang positif, baik, dan profesional, untuk berkontribusi," kata Aboe.

Baca juga: Pengamat: PKS Partai Ideologis, Kalau Kalah Harus di Luar Pemerintah

Namun demikian, Aboe mengakui bahwa PKS perlu berdialog lebih dahulu untuk dapat masuk ke dalam pemerintahan Prabowo kelak. Ia pun memberikan sinyal bahwa pertemuan antara PKS dan Prabowo akan terjadi dalam waktu dekat.

"Pokoknya Anda ikuti saja perdialogan ini, kita lihat insya Allah saya yakin hubungan yang baik yang segajah dan sekutu seperti ini, sekutu dan segajah ini, moga-moga Allah mudahkan," ujar Aboe.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com