Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Anggap Koalisi Prabowo-Gibran Masih Solid, Tak Terusik Parpol Baru yang Hendak Gabung

Kompas.com - 08/04/2024, 21:06 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai partai-partai pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Koalisi Indonesia Maju (KIM) saat ini masih solid.

Parpol anggota KIM tampak tak terusik meskipun ada keinginan untuk menambah anggota koalisi Prabowo dengan merangkung kubu yang berseberangan di Pilpres 2024 lalu.

"Hal itu setidaknya bila dilihat dari panggung depan. Semua petinggi KIM setidaknya menyatakan tak masalah bila Prabowo menambah anggota koalisi," ujar Jamiluddin saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Senin (8/4/2024).

Baca juga: Soal Pertemuan dengan Megawati, Gerindra: Prabowo Selalu Datang ke Senior

Jamiluddin mengatakan, soliditas itu akan bertahan bila pendukung KIM saat ini mendapat jumlah kursi menteri yang setimpal.

Setidaknya, bagi Gerindra, Golkar, Demokrat, dan PAN, mereka harus mendapat jatah kursi menteri lebih banyak daripada anggota koalisi yang nantinya baru bergabung.

Jamiluddin melihat kondisi itu yang mendorong KIM meminta Prabowo untuk bertemu sebelum penambahan anggota baru.

Petinggi partai di KIM disebut ingin terlebih dahulu deal terkait jumlah kursi yang akan mereka peroleh, termasuk juga jumlah kursi yang akan diterima anggota baru.

"Kalau deal itu tercapai, petinggi partai di KIM berpeluang akan aktif mendekati partai lain untuk menjadi anggota baru. KIM akan berupaya menarik semua partai yang masuk Senayan agar mau bergabung ke KIM," tuturnya.

"Sebaliknya, bila tidak tercapai deal tersebut, maka soliditas KIM melemah. Para petinggi KIM, selain Gerindra, kemungkinan besar akan pasif, bahkan berpeluang untuk menghalangi pargai lain masuk koalisi," sambung Jamiluddin.

Baca juga: Megawati Tugaskan Puan Komunikasi dengan Prabowo

Akan tetapi, lanjut Jamiluddin, seandainya KIM sepakat dan aktif mendekati partai lain, bukan berarti semua partai yang ada di Senayan mau masuk ke dalam KIM.

Menurutnya, ada dua partai yang menolak masuk ke KIM, yakni PDI-P dan PKS.

Sebagai partai ideologis, PKS dan PDI-P punya militansi, sehingga tak mudah goyah hanya diiming-iming jabatan menteri.

"Jadi, tak mudah bagi Prabowo dan KIM untuk mengajak semua partai yang masuk Senayan untuk bergabung ke KIM. Khusus PDI-P dan PKS, Prabowo dan KIM perlu pendekatan ideologis bila ingin mendekati dua partai itu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

Nasional
Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Nasional
BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

Nasional
Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Nasional
Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Nasional
Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Nasional
Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

Nasional
Jokowi: 'Feeling' Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Jokowi: "Feeling" Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Nasional
Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Nasional
PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com