Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat Panja RUU DKJ, Politikus PDI-P Singgung Jakarta Jadi Kota Gombal Bukan Global jika...

Kompas.com - 15/03/2024, 16:53 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dari Fraksi PDI-P Darmadi Durianto menyinggung Daerah Khusus Jakarta (DKJ) yang mulanya diharapkan menjadi kota global, bisa hanya angan-angan apabila Rancangan Undang-Undang (RUU) DKJ tidak dibahas secara serius dan detail.

Dia berharap RUU DKJ memperhatikan persoalan utama di Jakarta, yakni soal banjir dan kemacetan.

"Kalau itu enggak bisa mengatasi keluar dari banjir dan kemacetan mana bisa menjadi kota global yang bagus. Kota gombal," kata Darmadi dalam rapat panitia kerja (Panja) Baleg RUU DKJ, Jumat (15/3/2024).

"Artinya, marilah kita kesempatan ini langka. RUU DKJ ini langka sekali, Pak Ketua, pemerintah. Inilah saatnya kita benar ini DKJ ini," ujarnya lagi.

Baca juga: Mendagri Harap Pembahasan RUU DKJ Rampung Hari Ini, Sebut Pemerintah-DPR Sudah Sepakat

Darmadi menilai, sejauh mengikuti rapat Panja, dirinya belum menemukan letak kekhususan Jakarta yang tertuang dalam daftar inventarisasi masalah (DIM) RUU DKJ.

Padahal, menurut dia, untuk membangun Jakarta sebagai kota global maka perlu norma-norma yang jelas dalam RUU DKJ.

"Jadi kita mau memang ada langkah-langkah sehingga kita bisa menciptakan Jakarta ini menjadi kota global. Langkah-langkah atau dalam UU ini ada detail juga," kata politikus PDI-P ini.

Darmadi mencontohkan, jika ingin menjadi kota global, maka Jakarta harus memiliki angka alokasi dana khusus kelurahan.

Baca juga: Soal Gubernur Ditunjuk Presiden di RUU DKJ, Pakar: Ada Motif Politik Apa di Baliknya?

Menurut dia, alokasi dana itu pun wajib diatur dalam norma UU DKJ nantinya.

"Wajib minimal berapa persen. Nah ini saya minta karena ini kan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Kalau kemudian itu wajib hanya satu persen ya percuma juga. Jadi di awang-awang," ujar Darmadi.

Dia juga mencontohkan tentang salah satu persoalan di daerah Pantai Indah Kapuk (PIK) yakni banjir berimbas kemacetan.

Menurut Darmadi, permasalahan itu terjadi setiap tahun dan tidak pernah selesai.

"Di PIK itu sudah bertahun-tahun PIK itu di wilayah tertentu menjadi viral di mana-mana, tapi enggak bisa keluar dari kemacetan. Termasuk banjir. Ini menjadi persoalan," katanya.

Baca juga: Rapat Panja RUU DKJ, Baleg DPR: Kekhususan Jakarta Belum Clear

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com