JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan, usulan Presiden Joko Widodo menjadi ketua koalisi partai politik harus melalui persetujuan Prabowo Subianto.
Sebab, selama lima tahun ke depan, pemerintahan Indonesia akan dipimpin oleh Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden.
“Keterlibatan Pak Jokowi gimana pun nanti saya kira harus ada persetujuan antara Pak Prabowo dengan Pak Jokowi dan koalisi Indonesia Maju, partai partai politik yang melakukan kerja sama kemarin,“ kata Doli dalam program Kompas Petang Kompas TV, Senin (11/3/2024).
Doli mengatakan, sampai saat ini, belum ada pembahasan detail soal usulan Jokowi menjadi ketua koalisi partai politik.
Namun, menurut dia, tak ada salahnya jika presiden memberikan banyak masukan ke pemerintahan Prabowo ke depan. Apalagi, kedua tokoh tersebut memiliki hubungan baik.
Baca juga: PSI Usul Jokowi Jadi Ketua Koalisi, Berada di Atas Partai Politik
“Insya Allah kalau resmi Pak Prabowo jadi presiden, saya juga yakin Pak Jokowi paham menempatkan diri, bagaimana Pak Jokowi juga bisa ikut membantu di mana pun posisinya,” ujar Doli.
“Soal posisinya di mana, formal atau informal, itu tergantung Pak Prabowo sebagai presiden terpilih,” lanjut Komandan Alpha Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu.
Doli pun mengungkapkan bahwa ada wacana untuk mengukuhkan Koalisi Indonesia Maju, koalisi pendukung Prabowo-Gibran, menjadi permanen.
Menurutnya, selama lima tahun ke depan, pemerintahan Prabowo-Gibran akan banyak melanjutkan program dan kebijakan pemerintahan Jokowi. Oleh karenanya, pengukuhan Koalisi Indonesia Maju dinilai penting demi memperkuat soliditas dan stabilitas politik.
“Memang ada pembicaraan lepas di antara pimpinan-pimpinan Koalisi Indonesia Maju, bagaimana agar koalisi yang sudah terbangun kemarin di pilpres, yang kita sebut Koalisi Indonesia Maju itu bisa dipermanenkan untuk menghadapi agenda-agenda penting lainnya di Indonesia, katakanlah dalam waktu dekat pilkada,” kata Doli.
“Kalau memang koalisi ini bisa dirawat dengan baik, ini kan modal untuk kemudian bisa menjaga stabilitas politik di parlemen, paling tidak komunikasi antara DPR dengan pemerintah, sehingga peluang-peluang itu bisa jalan,” tuturnya.
Namun, lagi-lagi Doli menyebut, belum ada pembahasan serius soal wacana untuk mengukuhkan Koalisi Indonesia Maju. Sebab, saat ini, seluruh partai politik tengah berkonsentrasi mengikuti rekapitulasi suara Pemilu 2024.
Maka dari itu, belum dapat dipastikan bagaimana format kerja sama Koalisi Indonesia Maju ke depan, apakah akan ada posisi ketua atau tidak, apakah kerja sama koalisi bakal dibuat formal atau tidak, dan detail-detail lainnya.
“Kerja sama ini kan bisa dilakukan kalau ada kesepakatan politik. Kalau enggak ada, enggak bisa jalan,” tandas Ketua Komisi II DPR RI ini.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menyatakan, Presiden Jokowi semestinya menjadi sosok yang berada di atas semua partai politik.
Baca juga: PSI Bakal Tetap Usung Jokowisme meski Jokowi Lengser dari Kursi Presiden