Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Prabowo-Gibran Tak Mungkin Lanjutkan Semua Program Jokowi, JK: Kecuali Cetak Duit Ugal-ugalan

Kompas.com - 08/03/2024, 11:20 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla atau JK berpandangan, capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka belum tentu akan melanjutkan semua program dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini dikatakan JK ketika menjawab pertanyaaan dalam siaran ROSI yang tayang di YouTube Kompas TV, Kamis (7/3/2024).

"Tidak (semua dilanjutkan). Tidak mungkin, terkecuali ugal-ugalan cetak duit, tapi akibatnya inflasi kembali kayak dulu, bisa 100 persen kalau ini dibiarin, kalau semua mau dibelanjakan," ujar JK ke Rosi.

JK mengatakan, beban ekonomi di era Prabowo-Gibran jika resmi dilantik menjadi periode pemimpin selanjutnya akan berat.

Menurut dia, tak menutup kemungkinan akan terjadi bom waktu ke depannya.

Terlebih, kata JK, masyarakat kini sudah terbiasa dengan adanya berbagai subsidi hingga bantuan sosial (bansos).

"(Subsidi hingga BBM) Itu semua kira-kira saya hitung-hitung 2.500 triliun. Itu saja," kata JK.

"Nah lain pihak, pajak kita berapa? Cuma 2.800 triliun. Jadi bagaimana yang lain? Bagaimana ke daerah? Bagaimana garap pembangunan? Tidak ada lagi sumbernya. Ini sebenarnya kalau saya katakan, ini bom waktu yang akan terjadi," kata dia.

Baca juga: Jusuf Kalla Terkejut Prabowo-Gibran Unggul Telak di Pilpres 2024

Menurut dia, bom waktu terkait ekonomi akan terjadi. Apalagi, jika nantinya Indonesia dihadapkan dengan situasi ekonomi dunia yang menurun.

Hal itu, kata dia, akan menyebabkan pendapatan negara ikut turun lantaran impor-ekspor akan sulit hingga membuat harga komoditas turun. Sementara itu, belanja negara akan naik.

"Ini yang dihadaapi pemerintah yang akan datang, akibat cara pemerintah sekarang ini mengatur ekonominya, mengatur masalahnya," kata dia.

Lebih lanjut, JK mengatakan ini sebagai bentuk kekhawatirannya lantaran ia berpengalaman di pemerintahan dan juga di bidang bisnis.


Dia juga berharap krisis ekonomi dan politik tidak kembali terjadi secara bersamaan.

Oleh karena itu, ia berharap permasalahan politik yang ada saat ini tak didiamkan dan bisa diselesaikan secara konstitusional.

"Saya tidak pesimis kepada masy tapi saya pernah di pemerintahan juga di bisnis, mengerti angka-angka seperti itu menjadi masalah untuk pemerintah akan datang," ucap dia.

"Jangan pengalaman 98, 66. Krisis bangsa selalu terjadi apabila bersamaan krisis ekonomi dan politik bersama. Jangan terjadi itu," kata JK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com