JAKARTA, KOMPAS.com - Survei Litbang Kompas periode 26-28 Februari 2024 mencatat, persepsi sebagian responden yang menyatakan masih kurangnya kesejahteraan petani beras di Indonesia.
Dilansir dari pemberitaan Kompas.id pada Selasa (5/2/2024), dari 512 responden yang disurvei, ada 64,2 persen menyatakan sebagian besar petani beras masih tergolong miskin.
Kemudian, sebanyak 32,9 persen responden menilai sebagian besar petani beras sudah hidup berkecukupan.
Lalu 1,8 persen responden menyebutkan, para petani beras sebagian besar sudah hidup sejahtera. Ada pula 1,1 persen responden menjawab tidak tahu.
Baca juga: Benarkah Petani hingga Buruh Tani Untung Kenaikan Harga Gabah?
Sejalan dengan hasil tersebut, para responden juga ditanya mengenai kebijakan apa yang paling penting dilakukan pemerintah demi meningkatkan kesejahteraan petani beras.
Sebanyak 40,7 persen responden menjawab pemerintah harus memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi.
Lalu, ada 26,5 persen responden menyarankan pemerintah untuk memberikan bantuan sarana dan prasarana pertanian, seperti alat tani, mesin, dan sebagainya.
Ada pula 18,6 persen responden yang menyarankan pemerintah memberikan bantuan modal (uang).
Sementara itu, ada 10 persen responden berpendapat pemerintah harus membatasi produk beras impor.
Kemudian 2,6 persen responden menyatakan sebaiknya pemerintah memotong rantai penjualan beras.
Baca juga: Petani Menjerit karena Tengkulak, Terjepit karena Lahan Menyempit
Lalu, ada 1 persen responden yang menyebutkan sosialisasi program kesejahteraan petani harus dilakukan dan ada 0,4 persen responden menyarankan pemerintah membuat biaya produksi yang murah bagi petani.
Adapun survei Litbang Kompas digelar pada 26-28 Februari 2024 terhadap 512 responden dari 38 provinsi yang diwawancarai melalui telepon.
Sampel ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk setiap provinsi.
Tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen dengan margin of error penelitian plus minus 4,33 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Meskipun demikian, kesalahan di luar pengambilan sampel dimungkinkan terjadi. Pengumpulan pendapat sepenuhnya dibiayai oleh Harian Kompas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.