Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Slepet" Pemerintah, Cak Imin: Pupuk Petani Saja Enggak Diurus, apalagi Pekerja Kreatif?

Kompas.com - 06/02/2024, 09:16 WIB
Irfan Kamil,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menilai, pekerja kreatif di Indonesia belum diperhatikan oleh pemerintah.

Hal ini disampaikan pria yang karib disapa Cak Imin itu dalam acara “Slepet Imin” di Kampus Amikom Yogyakarta, Senin (5/2/2024) malam.

Cak Imin menjawab pertanyaan mahasiswa Yogyakarta terkait perhatian pemerintah untuk pekerja kreatif.

Menurut Cak Imin, pertanyaan mahasiswa itu aneh.

Pasalnya, pupuk untuk petani saja tidak diperhatikan oleh pemerintah, apalagi perlindungan bagi pekerja kreatif.

“Ya ini pertanyaan aneh-aneh saja, wong pupuk petani saja enggak diurus, apalagi pekerja kreatif,” kata Cak Imin.

Baca juga: Soroti Kampus Kritik Jokowi, Cak Imin: Lampu Merah untuk Indonesia

Cak Imin berpandangan, pemerintahan saat ini belum peduli terhadap pemberdayaan industri kreatif di Indonesia.

Seharusnya, menurut dia, pemerintah hadir untuk industri kreatif sebagai pemberi regulasi atau aturan hingga fasilitator.

“Saya nyebutnya problem pelaku ekonomi kreatif ini tidak ada yang menjadi jembatan antara inovasi, kreasi, investasi yang tugas utamanya sebetulnya pemerintah itu harus membuat ekosistem ekonominya,” kata Cak Imim.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menilai, tugas pemerintah seharusnya membuat ekosistem yang dapat mempertemukan pekerja kreatif dengan investor.

Menurut Cak Imin, jika ekosistem itu terbentuk, persoalan yang dialami pekerja kreatif bisa diselesaikan.

Baca juga: Anies Tegaskan Fasilitas untuk Penyandang Disabilitas Bukan Bantuan, melainkan Pemenuhan Hak

Cak Imin pun berjanji akan membuat sebuah creative hub sebagai wadah untuk para pekerja industri kreatif dan investor jika dirinya bersama calon presiden (capres) Anies Baswedan memenangi Pemilihan Presiden (pilpres) 2024.

“Yogya mestinya merupakan produsen (pekerja) kreatif Indonesia terbanyak yang harusnya menjadi kekuatan utama creative hub Indonesia di masa yang akan datang,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com