Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadi Tjahjanto Jadi Menko Polhukam Dinilai Cara Jokowi Amankan Sisa Masa Pemerintahan

Kompas.com - 22/02/2024, 12:44 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) dianggap sebagai upaya menjaga koordinasi kementerian di bawahnya, sampai masa pemerintahannya selesai pada 19 Oktober mendatang.

"Jadi saya melihatnya misalnya kenapa digeser ya karena Pak Hadi adalah Panglima TNI di era Jokowi. Dia orang kepercayaan, jadi harapannya Pak Hadi dapat mengoordinasikan di sisa masa kepemimpinannya Jokowi pada 19 Oktober mendatang," kata pengamat pertahanan Anton Aliabbas saat dihubungi pada Kamis (22/2/2024).

Hadi mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Mahfud MD, yang menjadi calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 3 mendampingi calon presiden (Capres) Ganjar Pranowo.

Baca juga: Hadi Tjahjanto Ungkap 2 Prioritas sebagai Menko Polhukam

Setelah Mahfud mengundurkan diri, posisi Menkopolhukam sempat diisi secara ad interim oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.

Menurut Anton, keputusan Jokowi menunjuk Hadi diperkirakan atas pertimbangan pengalamannya saat berdinas di TNI Angkatan Udara.

Selain itu, Hadi juga menyandang pangkat tertinggi yakni Marsekal dan pensiun sebagai Panglima TNI.

Baca juga: PDI-P Tolak Sirekap, Hadi Tjahjanto: Tidak Mengabaikan tapi Kami Jaga Situasi Tetap Kondusif


Menurut Anton, kepangkatan itu menjadi pertimbangan supaya tidak terjadi hambatan struktural dalam mengemban tugas.

Sebab meski Hadi sudah pensiun, tetapi dia mesti melakukan koordinasi dengan Panglima TNI, Kapolri, Mendagri, sampai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham).

"Jadi mau tidak mau posisi itu adalah posisi senior. Kadi kalau mau purnawirawan, mau tidak mau ya paling minimnya ya bintang 4. Walaupun dia pensiun, itu akan tetap diperhatikan," ucap Anton.

"Jadi kan agak sulit kita membayangkan kalau pangkat dari Menkopolhukam itu misalnya di bawah Kapolri atau di bawah Panglima TNI," sambung Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Universitas Paramadina itu.

Baca juga: Tito Sebut PR Hadi Tjahjanto yang Belum Selesai: Kasus BLBI hingga Penyelesaian Pelanggaran HAM

Hadi sebelumnya menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (Menteri ATR/BPN) menggantikan Sofyan Djalil.

Hadi dilantik bersama dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). AHY mengisi posisi ditinggalkan Hadi yakni Menteri ATR/BPN.

Pelantikan keduanya dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (21/2/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com